Rabu, 20 November 2019

Selamat Hari Otsus di Papua Ke-19 Tahun, 21 November 2019


Jayapura, | Usia 19 tahun, usia milenial, usia girang-girangnya.  Dan semoga diusia 19 Tahun Otsus di Papua jauh lebih baik dari usia 18 Tahun dan usia 1 Tahun lalu, sejak diberlakukannya Otsus bagi Papua lewat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua.

Sejak pemberlakuannya  hingga prosesnya tidak memberi arti bagi, dan kesejahteraan buat Orang Asli Papua, yang keluarga dan orang tua mereka mati, lalu adalah Otsus.
Richard Jurnalis Papua
Namun perlu dingat bahwa Otsus bukan sebagai pembayar rasa duka terhadap matinya keluarga dan orang tua mereka (orang asli papua) diatas tanah leluhurnya, tanah Papua, sebelum Otsus.

Otsus hadir atau diberikan oleh Negara, ketika Tahun 2000, 100 orang dari Papua datang ke Istina Negara, menjumpai Alm.B.J.Habibie, dan meminta  Papua keluar ldari NKRI atau ingin MERDEKA sebagai sebuah bangsa.

Lewat tuntutan 100 Orang Papua yang minta MERDEKA, kemudian setahun kemudian, tepatnya 21 November 2001, Negara memberikan  Otonomi Khusus bagi Papua dengan dasarnya adalah Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua.

Dalam suasana Papua sebagai daerah khusus karena sedang ada Otsus. Namun kekhusussannya itu terlihat biasa-biasa saja.

Oleh karena itu?
Wajar saja, ketika Orang Asli Papua di kampung-kampung ramai-ramai meneriaki bahwa Otsus gagal, sebab merekalah sasaran dan tujuan Otsus itu untuk memproteksi mereka.

(Richard Mayor)




Selasa, 05 November 2019

Seorang Guru Honorer, Dipolisikan Karena Menganiaya Anak Didiknya


Jayapura | Seorang Guru Honorer di SD 1 Demta, Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 5 November 2019,  harus berurusan dengan kepolisian setempat, atas ulah kekerasannya terhadap anak didiknya, berusia 10 tahun yang duduk dibangku kelas 5.

Dari kronologis yang diterima Kabar5.id, dimana Selasa tanggal 5 November 2019 sekitar pukul 09.30 WIT bertempat didalam ruang kelas sekolah SD Negeri 1 Demta, Distrik Demta. Telah terjadi kasus penganiayaan oleh seorang guru honorer berinisial (MT) kepada anak muridnya berinisial (MM) disaat jam sekolah.

Kejadian itu terjaďi disaat proses belajar berlangung pelaku menegur salah seorang muridnya, yang diketahui sebagai korban,  sedang mengangkat kakinya diatas meja, lalu guru tersebut menegurnya namun tak didengarkan sehingga guru tersebut mengambil rotan langsung meleparkannya kearah murid tersebut akan tetapi tidak mengenai dan pantul dan mengenai pelipis kanan mata kanan korban lalu darah sehingga korban menangis dan langsung pulang jalan kaki menuju kerumahnya di asrama Polsek Demta.

Pukul 09.50 WIT, korban sampai dirumahnya dan menceritakan kejadian yang dialami kepada orangtuanya yang juga anggota Polri. Kemudian orang tua korban langsung menuju ke sekolahannya untuk menemui guru tersebut akan tetapi guru tersebut sudah tidak ada. Orangtua korban kembali kerumah dan langsung membawa anaknya ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan medis.

Setelah berobat ke Puskesmas, pukul 10.20 WIT, orangtua korban bersama anaknya datang ke Polsek Demta untuk membuat laporan polisi terkait kejadian yang menimpa anaknya.

Kapolres Jayapura, AKBP. Victor Dean Mackbon yang dikonfirmasi soal kejadian tersebut membenarkan kejadian tersebut, dan oknum guru tersebut sementara sudah ditahan di Polsek Demta untuk bertanggungjawab terkait masalah tersebut.

"Ya, pelaku oknum guru tersebut sudah ditahan di Polsek Demta untuk bertanggungjawab terkait perbuatannya", kata Kapolres Jayapura, saat dihubunggi Kabar5.id, Selasa Malam.

(Richard Mayor)




MANTAPKAN PENGAWASAN KEUANGAN DI PAPUA, BPK BUAT MEDIA WORKSHOP



Jayapura |  Mantapkan pengawasan pengelolaan keuangan di wiliayah Indonesia timur Papua, Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Papua (BPK RI Perwakilan Papua), Selasa 5 November 2019. Mengelar media workshop bersama Jurnalis di Kota Jayapura, Papua tentang BPK mendorong perbaikan pengelolaan aset tetap.

Kepala Perwakilan BPK Provinsi Papua, Paula Henry Simatupang dalam workshop itu mengatakan media workshop bersama Jurnalis adalah sebuah kegiatan rutinitas, sebagai sarana berbagai informasi dalam pemahaman bersama untuk kerja-kerja pengawasan keuangan di Papua, yang dilakukan oleh BPK RI Perwakilan Papua.  

BPK Perwakilan Papua bersama Jurnalis di Kota Jayapura
“media workshop bersama Jurnalis adalah sebuah kegiatan rutinitas sebagai sarana berbagai informasi dalam pemahaman bersama tentang pengawasan keuangan di Papua yang dilakukan oleh BPK RI Perwakilan Papua”, kata Kepala Perwakilan BPK Provinsi Papua, Paula Henry Simatupang.

Kepala Perwakilan BPK Provinsi Papua menyebutkan pengelolaan aset daerah selalu menjadi masalah, kendatipun sejak 2004, BPK sudah melakukan pemeriksaan dan memberikan opini kepada pemerintah daerah di beberapa wilayah di Papua. Namun permasalahan soal aset daerah masih tetap yang tertinggi.

“sejak 2004 hingga 2019, permasalahan di Papua  masih soal pencatatan aset daerah yang tetap tertinggi. Lemahnya kompetensi SDM kurang memadai. Ganti kepemimpinan daerah, ganti juga orang yang cakap dibidang pencatatan aset daerah, sehingga permasalahan soal aset daerah seperti diwariskan”, Ujar Paula Henry Simatupang.


(Richard Mayor)


   




  



Minggu, 03 November 2019

PASCA PENEMUAN JASAD PEMUDA, JEMBATAN YOUTEFA TAK LAGI ANGKER?



Jayapura | Jasad pemuda berusia 20 tahun yang tercebur ke laut, 1 November 2019 Malam lalu, saat hendak mengabadikan dirinya di jembatan bernilai 1,8 Triliun, berhasil ditemukan oleh SAR Jayapura, Minggu 3 November 2019, sejauh 1 kilo meter dari lokasi terceburnya di Jembatan Youtefa, Kota Jayapura, Papua.
Jembatan Youtefa. Icahd-foto

Pasca penemuan jasad pemuda itu, semoga jembatan yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, 28 Oktober 2019, tak lagi angker.

“ya, jasad pemuda berusia 20 tahun (Respi Mulia) yang tercebur ke laut, 1 November 2019 malam lalu, berhasil ditemukan oleh Tim SAR Jayapura dalam kondisi tak bernyawa.  Korban timbul dipermukaan laut, jarak 1 kilometer dari lokasi terceburnya,’’ kata Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan Jayapura, Putu Arga Sujarwadi, dalam rilis yang terima, Minggu 3 November 2019.  

Upaya pencarian itu, dilakukan sejak Sabtu 2 November kemarin mengarungi kawasan laut sekitar peraiaran laut Jayapura dan teluk Youtefa, hingga Minggu 3 November barulah jasad pemuda berusia 20 tahun itu, ditemukan.  

Seorang warga yang berkunjung ke jembatan Youtefa, Anthonius Balack Sam, Minggu 3 November petang mengatakan turut berduka atas musibah yang terjadi, dan kepada keluarganya diberikan ketabahan dan kekuatan, serta penghiburan dari Tuhan atas kejadian yang terjadi ditenggah-tenggah keluarga.  

“saya sampaikan rasa duka kepada keluarga, dan semoga Tuhan senantiasa memberikan ketabahan dan kekuatan, serta penghiburan atas kejadian yang terjadi ditenggah-tenggah keluarga’, kata Anthonius Sam.

Anthonius menyebutkan dirinya baru mengetahui, bahwa ada orang jatuh dari jembatan, dan  Minggu pagi sudah diketemukan dalam keadaan meninggal. Dan kabar itu ia dengar dari orang-orang yang ada di sekitar jembatan Youtefa.

“saya baru mengetahui, ada orang jatuh dari jembatan, dan Minggu pagi sudah diketemukan dalam keadaan meninggal. Saya kaget mendengar kabar itu dari orang-orang yang ada di sekitar jembatan Youtefa yang menceritakan itu”, Jelas Anthonius.   

Sebagai pengujung jembatan Youtefa, ia pun berpesan jembatan inikan baru diresmikan, dan orang-orang secara bebas megunjungi jembatan ini, baik yang mau berfoto, dan juga banyak kendaraan yang parkir begitu saja ditenggah-tenggah jembatan. Harus ada batasan-batasan, terutama batas-batas yang dinilai berbahaya, seperti tempat dari jatuhnya seorang pemuda itu. Tanda berbahaya itu penting, agar orang tidak mendekat ke tempat itu.

Disamping itu, pesannya lagi kalau ada pengelola atau penjaga jembatan ini. Bisa berlakukan jam-jam berkunjung ke jembatan Youtefa, jangan bebas sampai tenggah malam. Ujar Anthonius Balack Sam, warga Kabupaten Jayapura.

 (Richard Mayor)



      


Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...