BLOG - Richard Jurnalis Papua, adalah sebuah BLOGGERS yang berisikan konten berita tentang Papua, dan sebagai sarana berbagi Informasi bagi khalayak
Sabtu, 02 November 2019
Selasa, 29 Oktober 2019
Soal Kursi Ketua DPR Papua, DPP Nasdem : Diputuskan Berdasarkan Kapasitas, Kapabilitas, dan Accontabilitas
Jayapura
| Jelang pelantikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Papua periode
2019-2024, secara khusus untuk kursi jabatan Ketua DPR Papua. Dimana Dewan
Pengurus Pusat Nasional Demokrat (Nasdem),
menunjuk Jhoni Rouw sebagai Ketua DPR Papua periode 2019-2024. Mendapat
tanggapan sinis dari beberapa kalangan di Papua soal penetapan DPP Nasdem
terhadap Jhoni Rouw, dan menurut mereka
“jabatan Ketua DPR Papua harus orang asli Papua”.
![]() |
Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago |
Ketua
DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, saat dihubunggi melalui via
telephone selulernya, Rabu, (30/10/19), mengatakan, DPP Partai Nasdem memiliki
Peraturan Organisasi (PO), dan terkait keputusan DPP Nasdem untuk kursi Ketua
DPR Papua periode 2019-2024 dijabat oleh Jhoni Rouw. DPP Nasdem memutuskan
berdasarkan kapasitas, kapabilitas dan accountabilitas.
“keputusan
DPP Nasdem untuk jabatan kursi Ketua DPR Papua periode 2019-2024, kepada Jhoni
Rouw. DPP Nasdem memutuskan berdasarkan kapasitas, kapabilitas dan
accountabilitas”, kata Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago.
Ditanya
soal tanggapan sinis dari beberapa kalangan di Papua soal penetapan DPP Nasdem
terhadap Jhoni Rouw, dan “jabatan Ketua
DPR Papua harus orang asli Papua” Irma Suryani Chaniago menyebutkan Jhoni Rouw
memikili darah Papua.
Lanjut
Ketua DPP Partai Nasdem itu hasil demokrasi pemilu 2019, dimana Jhoni Rouw raih
suara terbayak dalam proses demokrasi itu. Kemudian DPW Nasdem Papua mengrimkan
3 nama kader partai Nasdem Papua yakni, Herlin Monim, Laurenzus Kadepa, dan
Jhoni Rouw. Dan DPP Nasdem secara internal partai menutuskan dan menujuk Jhoni
Rouw sebagai Ketua DPR Papua periode 2019-2024.
Terkait
dengan riak-riak di Papua soal kursi Ketua DPR Papua harus orang asli Papua,
Suryani enggan berkomentar, namun dirinya
berpesan yang terpenting adalah Jhoni Rouw sebagai Ketua DPRD wajib menjadi wakil rakyat Papua dan harus
memperjuangkan kesejahteraan rakyat Papua, lewat kepercayaan rakyat Papua
melalui partai Nasdem.
“mari
kita bangun Indonesia dan Papua bersama sama, kita satukan jiwa raga dibawah
NKRI
berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika”, Ujar Suryani Chaniago,
menngakhiri wawancara.
(Richard
Mayor)
Selasa, 08 Oktober 2019
Tahun 2020 Sinode GKI Papua Launching Bank Mitra Pelita
Jayapura
| Rapat Kerja AM III Sinode Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua Tahun 2019, yang digelar sejak Senin
7 Oktober hingga Rabu 9 Oktober 2019 yang berlansung di Gedung Olahraga Waringgin
Kota Jayapura, berjalan hikmat.
Dalam
rapat kerja itu, mengasilkan kesepakatan bersama tentang hadirnya Bank Milik Sinode
GKI di Tanah Papua yakni, Bank Mitra
Pelita.
Ketua
Badan Persiapan Pembentukan Bank GKI, Dr. Ferdinand Risamasu mengatakan, kepanitaan persiapan pembentukan Bank GKI, yang
ditunjuk oleh Badan Pekerja AM Sinode
Gereja Kristen Injili di Tanah Papua, telah ada pada tahapan penerbitan surat
ijin prinsip, yang dikeluarkan oleh otoritas jasa keuangan. Dan tahapan terakhirnya adalah surat ijin
oprasional.
![]() |
Ketua Sinode GKI Papua, Pdt. Andrikus Mofu, S.Th |
“ada
dua tahapan yang dilalui oleh kepanitiaan dalam persiapan pembentukan Bank GKI yakni
keluarnya ijin prinsip dari otoritas jasa keuangan. Tahapan kedua yakni surat
ijin oprasional. Dan untuk akta pendirian terkait nama dan tempatnya, namanya adalah PT. BPR Mitra Pelita, yang
berkedudukan di Kota Jayapura’, kata Dr.Ferdinand Risamasu.
Sementara
itu Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Pdt.Andrikus Mofu, M.Th mengatakan,
soal progres kerja kepanitaan pepersiapan pembentukan Bank Sinode GKI di tanah
Papua yang telah disampaikan dalam rapat kerja III Sinode GKI tahun 2019 ini. Dan Badan Pekerja
AM Sinode GKI di tanah Papua. Akan melakukan lauching Bank milik Sinode GKI tahun
2020.
“dalam rapat kerja III Sinode
GKI tahun 2019 ini, dimana kami telah
mendengar bersama penyampaian dari kepanitian pepersiapan pembentukan Bank Sinode GKI. Maka kami BPAM
Sinode GKI di Tanah Papua, tahun 2020 akan melakukan lauching Bank milik Sinode
GKI bernama Mitra Pelita”, kata Pdt.Andrikus Mofu, M.Th.
Sembari
berharap Ketua Sinode GKI Papua pun berharap dukungan doa dari seluruh warga jemaat Tuhan di tanah Papua, agar apa yang diperbuat
oleh BPAM Sinode GKI di Tanah Papua, dapat terlaksana, demi hormat dan
kemulyaan nama Tuhan diatas tanah Papua. Pesan Ketua Sinode GKI Papua itu.
(Richard
Mayor)
Selasa, 01 Oktober 2019
8 Jam Sembunyi Dikandang Babi, Rahmatia Tak Mau Balik Ke Wamena
Rahmatia warga pengungsi kerusuhan Wamena |
Jayapura | Rahmatia, itulah
nama dari salah satu warga eksodus kerusuhan Wamena, yang
kini menempati posko Bataliyon Yonif 751/Raider di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Senin
30 September 2019.
Rahma bersama empat
ribu enam ratus lima puluh enam orang, pasca kerusuhan Wamena 23 September 2019
lalu, kini mereka telah berada di Jayapura. Dan diantara ribuan pengungsi itu,
mereka tak mau kembali lagi ke Wamena.
Rahmatia pun berbagi
cerita, mengapa ia tak mau kembali ke Wamena.
“saya sedih dan trauma
untuk kembali ke Wamena, saya delapan jam bersembunyi di kandang babi, dari jam
10 sampai jam 6”, kata Rahmatia dengan nada sedih.
Ia bersama pengungsi
lainnya ingin pulang ke kampung mereka, namun tak ada biaya. Mereka berharap
pemerintah membantu uang tiket untuk kepulangan mereka ke kampung.
(Richard Mayor)
Jumat, 27 September 2019
Kapolri Tunjuk Waterpauw Jadi Kapolda Papua, Jangan Jadi Pemadam Kebakaran?
Jayapura | Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Tito Karnavian, kembali menunjuk putra Papua, Paulus Waterpauw kembali memimpin Polda Papua, untuk kedua kalinya. Ini tanggapan masyarakat di Papua.
![]() |
Putra Papua, Beni Ruatakorey |
"sebagai sesama putra Papua, kami mendukung sepenuhnya kaka Paulus Waterpauw pimpin Polda Papua untuk kedua kalinya. Dan semoga dengan penujukan Kapolri kepada Paulus Waterpauw kembali pimpin Polda Papua ini, menjadi jalan emas bagi Paulus Waterpauw menuju bintang tiganya", kata Beni Ruatakorey.
Sebut Beni jangan dengan penunjukan Kapolri ini, mengibaratkan kaka kami Paulus Waterpauw dalam situasi Papua hari ini, sebagai pemadam kebakaran situasi Papua hari ini.
"jangan lewat penunjukan Kapolri ini, mengibaratkan kaka kami Paulus Waterpauw Kapolda Papua sebagai pemadam kebakaran di situasi Papua hari ini", Jelas Beni.
Beni pun menyebutkan Negara America bisa memberikan Jenderal bintang 4 kepada Colin Kodesperan Powell untuk memimpin perang badai gurun melawat Kuwait.
Mengapa Indonesia belum memberikan, jika belum ada bintang 4, berarti Indonesia masih menerapkan politik segregasi. Mengapa?, karena dalam catatan perjalanan karir sesorang di Kepolisian, ada yang memimpin 2 Polda di Indonesia, lansung bintang 4.
Sementara ada yang memimpin 4 kali Polda di Indonesia, masih tetap bintang 2. Ujar Beni Ruatakorey.
Sembari meyakini, Beni menuturkan bahwa lewat Kepemimpinan Presiden Jokowi, dan Jenderal Tito Karnavian, yang dimasa kesetaraan ini, mampu memberikan yang terbaik bagi Papua.
Utamanya usai Paulus Waterpauw mengembang amanah sebagai Kapolda Papua, Paulus Waterpauw dapat dipercaya untuk mengembang satu job setingkat Komisaris Jenderal Polisi di Indonesia. Pungkasnya.
(Richard Mayor)
Rabu, 25 September 2019
Peduli Kemanusiaan, GAMKI Merauke Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Asmat
Jayapura | Gerakan Angkatan
Muda Kristen Indonesia, DPC GAMKI Merauke, tergerak hati memberikan bantuan kepada korban kebakaran di
Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Bantuan GAMKI itu, berupa
makanan dan pakaian dibawa dari Merauke ke Asmat menggunakan KM Sirimau.
![]() |
Peduli Kemanusiaan, GAMKI Merauke Salurkan Bantuan Bagi
Korban Kebakaran di Asmat
|
Menurut Ketua DPC GAMKI
Merauke sebagai anak Tuhan merasa terpanggil untuk menolong sesama seperti
tertulis dalam kitab Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus”, serta tema nasional GAMKI sebagai
spirit bersama kita yakni “Sejahterakan Kota Dimana Kamu
Berada dan Doakanlah,” diambil dari Kitab Yeremia 29 :7.
“kami GAMKI Merauke
tergerak hati untuk langsung meninjau dan mengantar bantuan kepada sesama kami
yang diterpa musibah kebakaran di Kota Agats, Kabupaten Asmat”, kata Ketua DPC
GAMKI Merauke, Reinhard Taegernan, SH kepada Kabar5.Id, Kamis 26 September
2019.
Sebut Ketua GAMKI Merauke
kejadian kebakarannya masih dalam penyelidikan pihak berwajib, sebanyak 298 rumah warga hangus terbakar, sejumlah
pertokoan dan kantor Perhubungan pun terbakar.
Kerugian materil dari dampak kebakaran itu, sebut
Reinhard mencapai ratusan juta miliar rupiah.
Sekedar diketahui
peristiwa kebakaran di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua, terjadi pada 17 September 2019 lalu.
(Richard Mayor)
Jumat, 13 September 2019
Upaya Kudeta Bagi RI 1 2019 Dengan Mengkambing Hitamkan Papua, Membuka Pintu Menuju Disintegrasi Bangsa, 'Akankah Berbuah Manis Bagi Rakyat Papua' ?".
"Upaya
Kudeta Bagi RI 1 2019 Dengan Mengkambing
Hitamkan Papua, Membuka Pintu Menuju Disintegrasi Bangsa, 'Akankah Berbuah Manis Bagi Rakyat Papua'
?".
-Oleh
Bung Beny Wayangkau-
Jayapura | Seluruh
Rakyat Indonesia baru saja melaksanakan pesta demokrasi di tahun ini, dalam memilih para pemimpin bangsa baik Presiden
dan Wakil Presiden serta wakil - wakil rakyat di parlemen, termasuk di
Papua.
Dalam waktu berselang tidak begitu lama, masih
didalam kehangatan pemilu, bangsa Indonesia juga sedang merayakan hari bersejarah
yaitu ulangtahun kebangsaan yang ke 74 Tahun, dengan suasana Gembira.
![]() |
Kader GMKI Cabang Jayapura, Beny Wayangkau |
Munculah sebuah tragedi
kemanusiaan, yang meluluhlantakan
segenap alam pertiwi ini. Membahana secara nasional hingga internasional. Hanya dengan ungkapan Kata "monyet”,
serta tuduhan menjatukan bendera mera putih.
Peristiwa ini tidak kebetulan, tetapi sudah di
rancang oleh sang arsitek dengan perhitungan yang matang, terukur, terstruktur
dan masif. Sang Arsitek menggunakan wada - wada yang
ada atau dengan lain kata memakai tangan orang untuk memukul.
Pada sisih yang lain,
sejarah perjalanan kelam bangsa ini
tercatat dengan rapih, bahwa bagaimana para pemimpin - pemimpin bangsa ini di KUDETA.
Dan bukan itu saja, bahwa sejarah
dunia juga mencatat perjalanan para pemimpin-pemimpin dunia di KUDETA, dengan berbagai cara dan strategi masing-masing
sesuai peristiwanya guna merebut sebuah KEKUASAAN. Mulai dari Abraham Lincoln, Muammar
Khadafi, Gabriel Gersa Moveno, Patricia
Lummumba, Jhon F Kenedy, dan Bung Karno sang proklamator bangsa ini, serta Sang
Apartheid Hendrik Vermoerd.
Catatan hitam sejara bangsa Indonesia dimulai dengan rencana KUDETA pada sang proklamator Soekarno, dari referensi-referensi yang
saya pelajari ini, memberikan gambaran secara detil tentang “CUPCUDETA” merangkak
ini. Termasuk berbagai upaya pembunuhan
yang di lakukan oleh pihak militer luar negri atau asing, degan berkolaborasi
bersama anak- anak bangsa sendiri.
Singkat cerita bahwa
hasil dari upaya itu maka lahirlah orde baru dan memunculkan Istilah rrde
lama. Lembaran hitam generasi ke-I dalam
kepemimpinan ini tidak berakhir di situ, tetapi terus di buka pada halaman-halaman
berikutnya. Bahwa dari babak baru sebua orde itupun juga, menyimpan lembaran
hitam kelam tentang KUDETA kepemimpinan
orde baru ini, maka hukum tabur tuai
berlaku juga dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia ini.
YANG DI
KUDETA DAN YANG MENGKUDETA INI, MELAHIRKAN GENERASI KE- II. Kini Generasi Ke-II ini tampil dalam panggung
politik nasional dalam nusantara pertiwi, alih-alih kekuasaan terus berpinda
tangan dalam rentetan waktu dan sejarah perjalanan bangsa.
Hari ini Papua bergejolak
untuk ke sekian kalinya, sudah barang
tentu persoalan KUDETA ini adalah Ingin menguasai
harta kekayaan alam pada suatu wilayah, termasuk di Papua. Bagi saya pribadi bahwa ini adalah fakta sejarah
dalam bangsa Indonesia. Ada benang
merah antara DUA GENERASI ini, dengan
sandiwaranya melibatkan pihak asing.
Konflik Generasi ke-I, perebutan
kekuasaan SOEKARNO VS SOEHARTO. Benang
merahnya J.F KENEDY & CIA dengan fokus objek sengketa Gunung Emas di Papua,
Hutan Kayu, Rotan dan Tambang lainnya.
Hari ini Generasi ke-II
tampil dalam bangsa ini degan motif yang sama. Sumber Seword.com degan narasi (author)
Niha Arif, menyampaikan bahwa "Tomy
Soeharto Aktor di balik Gerakan Papua Merdeka dan Aktor dalam memfasilitasi
Istima Ulama Empat. Niha Arif membuka
tabir baru di tenggah derunya badai kisah cerita "Monyet - monyet Dari
Papua", ia menuturkan bahwa sang
anak bungsu penguasa orde baru ini tersinggung
karena Presiden Jokowi di atas singggasananya telah mengobok - obok kepemilikan
SAHAM FREPORT Mecgmoran yang telah dibuka karpet merah oleh Bapa pembangunan orde
baru SOEHARTO. Tanpa melibatkan pemilik tanah wilaya adat Papua.
Hal ini bagi saya selaku
penulis melihat bahwa "ia (Tomi Soeharto) cerdas menggunakan momentum luka
batin rakyat Papua dalam sejarah integrasi bangsa, yang benihnya sudah di tabur
oleh generasi ke-I dari bangsa ini. Dukungan lain kepada sang bungsu ini
semakin menguat dengan terkuaknya tabir di balik kerusuhan di Surabaya dan
Malang, yakni tertangkapnya kader Partai Gerindra yaitu "Trisusanti cs,
partai pimpinan PRABOWO yang adalah rival politik dalam PILPRES 2019 oleh
aparat keamanan serta beberapa kader partai milik Tomy Soeharto. Nasi sudah mau
jadi bubur, eskalitas konflik makin meluas dan menciptakan jurang yang semakin mengagah menuju disintegrasi bangsa,
tentunya di manfaatkan pihak asing atau penumpang gelap versi Menkopolhukam
Wiranto dalam kabinet JOKOWI-JUSUF KALA.
Beberapa media sebagai
sumber referensi menguatkan kita bahwa desasdesus pembagian jata dalam kursi kabinet
JOKOWI-MARUF juga merupakan faktor lain yang ikut mempengaruhi sehingga partai
politik dipusaran kekuasaan juga ngambek. Tetapi analisis saya juga mengatakan
bahwa "INI KUDETA MERANGKAK TERHADAP
RI 1 2019". Karena bukan
tidak bahwa tokoh - tokoh Nasional bangsa ini juga ikut meneriakan dan mendorong
Negara Kesatuan Indonesia menjadi 'Negara Federal'.
Semua ini merupakan
praktek politik dalam bangsa ini degan tujuan menciptakan rasa ketidak
percayaan terhadap kepemimpinan RI 1 2019.
Bukan hal baru dalam sejarah KUDETA
kepemimpinan. Karena PRESIDEN GUSDUR
pun di KUDETA akibat membiayai PELAKSANAAN
KONGRES PAPUA I dan Mengijinkan Berkibarnya BENDERA PAPUA sebagai BENDERA CULTUR.
Syallom !!!
(Penulis, adalah
Kader GMKI Cabang Jayapura)
Rabu, 11 September 2019
Mahasiswa Papua Tinggalkan Kota Studi, Ini Sikap LLDIKTI?
Mahasiswa Papua Tinggalkan Kota Studi, Ini Sikap LLDIKTI?
Jayapura | Mahasiswa asal Papua yang tenggah menjalani studi di wilayah Nusantara Indonesia, berbondong-bondong meningalkan kota studi mereka, dan kembali ke Papua. Mendapat tanggapan dari LLDIKTI Wilayah 14 Papua dan Papua Barat.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 14 Papua dan Papua Barat, Suriel Mofu kepada Kabar5.Id, Rabu 11 September 2019 mengatakan pihaknya menyangkan mahasiswa Papua yang meninggalkan tempat studi dan kembali ke Papua.
Apalagi kepada mahasiswa yang sudah berstudi tujuh tahun dikampus asalnya, maka akan menyulitkan dirinya sendiri dan kampus di Papua yang menerimanya. Karena setiap perguruan tinggi memberlakukan batas waktu studi yang mengatur soal transfer mahasiswa dari kampus awal ke kampus tujuan.
Sementara mahasiswa yang masih semester tiga, mereka dapat diterima dan mengulang dari semester pertama, di kampus tujuan di Papua yang menerima mahasiswa itu.
“kami menyangkan mahasiswa Papua yang sudah meninggalkan studi mereka, dan kembali ke Papua. Kami berharap kepada mahasiwa Papua yang masih ada di kota studinya, agar tetap melanjutkan studinya”, kata Kepala LLDIKTI Wilayah 14 Papua-Papua Barat, Suriel Mofu.
Sebut Kepala LLDIKTI itu pendidikan tinggi memiliki aturan-aturannya sendiri, kendatipun sistim tranfer adalah sesuatu yang wajar, namun akan dilihat rekam akademik mahasiswanya. Apakah sudah melewati masa studi, ataukah belum. Jika belum melewati masa studi, maka mahasiswa itu bisa diterima di kampus tujuan. Dan jika sudah melewati masa studinya, maka mahasiswa itu tidak diterima di kampus tujuan.
Jika mahasiswa itu tetap mau di kampus tujuan itu, maka mahasiswa itu harus kuliah ulang dari semester satu.
“aturan pendidikan tinggi sangat ketat dalam menerima mahasiswa lewat jalur transfer, dengan melihat rekam jejak akademik mahasiswanya itu”, Jelas Suriel Mofu.
(Richard Mayor)
Jayapura | Mahasiswa asal Papua yang tenggah menjalani studi di wilayah Nusantara Indonesia, berbondong-bondong meningalkan kota studi mereka, dan kembali ke Papua. Mendapat tanggapan dari LLDIKTI Wilayah 14 Papua dan Papua Barat.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 14 Papua dan Papua Barat, Suriel Mofu kepada Kabar5.Id, Rabu 11 September 2019 mengatakan pihaknya menyangkan mahasiswa Papua yang meninggalkan tempat studi dan kembali ke Papua.
Apalagi kepada mahasiswa yang sudah berstudi tujuh tahun dikampus asalnya, maka akan menyulitkan dirinya sendiri dan kampus di Papua yang menerimanya. Karena setiap perguruan tinggi memberlakukan batas waktu studi yang mengatur soal transfer mahasiswa dari kampus awal ke kampus tujuan.
Sementara mahasiswa yang masih semester tiga, mereka dapat diterima dan mengulang dari semester pertama, di kampus tujuan di Papua yang menerima mahasiswa itu.
![]() |
Kepala LLDIKTI Wilayah 14 Papua-Papua Barat, Suriel Mofu. |
“kami menyangkan mahasiswa Papua yang sudah meninggalkan studi mereka, dan kembali ke Papua. Kami berharap kepada mahasiwa Papua yang masih ada di kota studinya, agar tetap melanjutkan studinya”, kata Kepala LLDIKTI Wilayah 14 Papua-Papua Barat, Suriel Mofu.
Sebut Kepala LLDIKTI itu pendidikan tinggi memiliki aturan-aturannya sendiri, kendatipun sistim tranfer adalah sesuatu yang wajar, namun akan dilihat rekam akademik mahasiswanya. Apakah sudah melewati masa studi, ataukah belum. Jika belum melewati masa studi, maka mahasiswa itu bisa diterima di kampus tujuan. Dan jika sudah melewati masa studinya, maka mahasiswa itu tidak diterima di kampus tujuan.
Jika mahasiswa itu tetap mau di kampus tujuan itu, maka mahasiswa itu harus kuliah ulang dari semester satu.
“aturan pendidikan tinggi sangat ketat dalam menerima mahasiswa lewat jalur transfer, dengan melihat rekam jejak akademik mahasiswanya itu”, Jelas Suriel Mofu.
(Richard Mayor)
Senin, 09 September 2019
Rekonsiliasi di Papua, GAMKI Sambangi Korem 172 Jayapura
Rekonsiliasi di
Papua, GAMKI Sambangi Korem 172 Jayapura
Jayapura | Guna mencari rasa aman dan damai di Papua, Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Anggkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi
Papua, bersama jajaran ditingkat DPC
GAMKI Kota Jayapura, DPC GAMKI Kabupaten Jayapura, dan DPC GAMKI Kabupaten
Kerom, Senin 9 September 2019, menyambangi Korem 1702
Jayapura untuk rekonsiliasi di Papua.
Kedatangan rombongan anggota GAMKI itu, disambut lansung oleh Komandan Korem 172/Praja Wira
Yakthi Jayapura, Kolonel Inf.Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar.
Petermuan rekonsiliasia antara GAMKI dan Komandan Korem itu,
berlansung di ruang penerangan Korem 172/Praja Wira Yakthi Jayapura.
Dalam pertemuan itu, Komandan Korem 172/ PWY Jayapura, lebih banyak mendengar dan memberikan kesempatan seluas-seluasnya kepada
anggota GAMKI untuk menyampaikan gagasan dan pikiran-pikiran mereka, baik
bersifat saran dan kritik, demi mendapat
solusi bersama dalam mewujudkan Papua
yang damai, Papua yang aman, dan Papua
yang nyaman bagi sesama anak bangsa di Papua.
![]() |
Rekonsiliasi di Papua, GAMKI Sambangi Korem 172 Jayapura
|
Ketua DPD GAMKI Papua, Jul Eddy Way, mengawali diskusi itu
menyampaikan kedatangan GAMKI ke Korem ini, pertama adalah sebagai sarana
rekonsiliasi lewat apa yang ada pada GAMKI untuk bersama-sama berdiskusi dan
tokar tambah informasi, baik informasi yang
GAMKI ketahui maupun apa yang diketahui
oleh pihak Korem, menyangkut situasi dan kondisi Papua belakangan ini. Agar
kita satu pemahaman untuk memberikan pikiran-pikiran kita untuk Papua yang
aman, dan Papua yang damai.
“kedatangan kami GAMKI secara struktural baik dari DPD GAMKI
Papua, dan jajaran pengurus tingkat DPC
Kota Jayapura, DPC Kabupaten Jayapura, dan DPC Kerom. Kami datang berjumpa dan berdiskusi dengan pimpinan Korem
bersama jajarannya untuk rekonsiliasi di Papua, lewat apa yang ada pada GAMKI untuk
bersama-sama berdiskusi dan tokar tambah informasi, baik informasi yang GAMKI ketahui maupun apa yang diketahui oleh
pihak Korem, menyangkut situasi dan kondisi Papua belakangan ini. Agar kita
satu pemahaman untuk memberikan pikiran-pikiran kita untuk Papua yang aman, dan
Papua yang damai”, kata Ketua DPD GAMKI
Papua, Jul Eddy Way.
Ketua DPD GAMKI Papua menyebut pihaknya telah menganalisa soal demonstrasi,
dimana disetiap demonstrasi-demonstrasi di Papua dengan melibatkan orang banyak
dalam sebuah demonstrasi sangatlah tidak muda. Namun isu tentang “rasisme” mampu
mendatangkan orang untuk berdemostrasi dengan jumlah yang besar.
“kami GAMKI mendorang dan mengingatkan agar isu “rasisme”
jangan terjadi lagi, mari semua warga
negara dapat menghormati dan menghargai sesama anak bangsa di dalam Negara Indonesia
ini. Dan ketika masih ada sesama warga negara yang kembali mengucapkan kata “rasis”
kepada sesama anak bangsa. Maka kenyamanan sesama anak bangsa pasti terusik, dan kondisi kebersamaan menjadi
terganggu, dan berdampak pada ketidak kondusifnya negara”, Jelas Ketua DPD GAMKI Papua.
![]() |
Komandan
Korem 172/PWY Jayapura, Kolonel Inf.Jonathan
Sianipar
Ketua DPD GAMKI Papua, Jul
Eddy Way
Ketua DPC GAMKI Kota Jayapura, John Betaubun.
|
Sementara itu, Ketua DPC GAMKI Kota Jayapura, John Betaubun menuturkan
rakyat di Kota Jayapura membutuhkan rasa
aman dan nyama. Bagian ini harus dijamin
oleh pihak keamanan baik TNI-POLRI dengan menyampaikan kepada rakyat soal jaminan
keamanan bagi mereka.
Disisi lain, sebut Ketua GAMKI Kota Jayapura, negara melalui
perangkat TNI-POLRI harus serius dalam menangani
persoal di Kota Jayapura, pasca demonstrasi 29 Agustus
lalu.
Dari aspek penegakan hukum,
pesan Ketua GAMKI Kota Jayapura pihak kepolisian
tidak saja mencari, menangkap, dan menetapkan pelaku demonstran yang melakukan pembakaran sejumlah rumah dan
gedung . Namun dalam penegakan hukum juga, harus ada rasa keadilan bagi
keluarga korban yang keluarga mereka menjadi
korban jiwa pasca demonstrasi 29 Agustus di Kota Jayapura.
“penegakan hukum harus adil, jangan hanya karena sebuah harta
benda lantas mengorbakan nyawa manusia. Hukum harus ditegakan secara adil,
sehingga jangan karena harta benda orang lain diuntungkan lewat proses hukum,
dan nyawa manusia diabaikan dalam penegakan hukum”. kata Ketua GAMKI Kota Jayapura, sembari berharap pelaku
penghilangan nyawa manusia pun harus ditangkap.
(Richard Mayor)
Sabtu, 07 September 2019
Ini Alasan Mahasiswa Papua, Tinggalkan Kota Study di Nusantara?
Ini Alasan Mahasiswa Papua, Tinggalkan Kota Study di Nusantara?
Jayapura | Sejumlah mahasiswa asal Papua yang tenggah menjalani study di wilayah Nusantara Indonesia, belakangan ini berbondong-bondong mulai meningalkan kota studi mereka.
Alasan mahasiswa Papua meningalkan kota studi mereka, lantaran aspirasi masyarakat Papua tak direspon oleh pemerintah, dan juga tindakan represif yang dilakukan oleh aparat TNI-POLRI kepada masyarakat Papua, di Papua. Juga penanganan hukum yang cenderung lebih cepat ke masyarakat Papua, dan lamban kepada pelaku rasisme di Surabaya.
Presidium Hubungan Masyarakat Katolik PP PMKRI, Marius Air, kepada Kabar5.Id, Sabtu 7 September 2019 mengatakan sejumlah mahasiswa Papua yang sudah meninggalkan kota studi mereka yakni, mahasiswa Papua di wilayah penddidikan kota studi Sulawesi Utara, dan Jakarta.
Alasan mahasiswa Papua itu, sebut Marius mahasiswa Papua di kota studi mereka, merasa tidak nyaman, ada nuasa teror dan intimidasi terhadap mereka. Sehingga mereka memilih meninggalkan kota studi itu, dan kembali ke Papua.
“merasa tidak nyaman, ada nuasa teror dan intimidasi terhadap mereka, tapi juga aspirasi masyarakat Papua yang dibaikan, tindakan represif aparat TNI-POLRI, serta penangan hukum yang cenderong lebih cepat ke masyarakat Papua, ketimbang pelaku rasisme”, kata Presidium Hubungan Masyarakat Katolik PP PMKRI itu.
(Richard Mayor)
Jayapura | Sejumlah mahasiswa asal Papua yang tenggah menjalani study di wilayah Nusantara Indonesia, belakangan ini berbondong-bondong mulai meningalkan kota studi mereka.
![]() |
Sejumlah Mahsiswa Papua Asal Kota Studi Manado |
Presidium Hubungan Masyarakat Katolik PP PMKRI, Marius Air, kepada Kabar5.Id, Sabtu 7 September 2019 mengatakan sejumlah mahasiswa Papua yang sudah meninggalkan kota studi mereka yakni, mahasiswa Papua di wilayah penddidikan kota studi Sulawesi Utara, dan Jakarta.
Alasan mahasiswa Papua itu, sebut Marius mahasiswa Papua di kota studi mereka, merasa tidak nyaman, ada nuasa teror dan intimidasi terhadap mereka. Sehingga mereka memilih meninggalkan kota studi itu, dan kembali ke Papua.
“merasa tidak nyaman, ada nuasa teror dan intimidasi terhadap mereka, tapi juga aspirasi masyarakat Papua yang dibaikan, tindakan represif aparat TNI-POLRI, serta penangan hukum yang cenderong lebih cepat ke masyarakat Papua, ketimbang pelaku rasisme”, kata Presidium Hubungan Masyarakat Katolik PP PMKRI itu.
(Richard Mayor)
Rabu, 17 Juli 2019
Mimpi Calon Ketua KNPI Jayapura Victor Serondanya Bersama Pemuda Jayapura?
![]() |
Calon Ketua KNPI Kabupaten Jayapura Periode 2019-2021
Victor
Rudolf Serondanya, SE
|
Jayapura | Setelah resmi
menjadi Calon Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Jayapura
tahun 2019, pemuda asal tanah-merah, Victor Rudolf Serondanya, SE tenggah menyiapkan diri dan gagasannya untuk kemajuan pemuda Jayapura dengan semangat
bersama, berkualitas, ramah dan sejahtera. Pada Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Jayapura 22-24 Juli
mendatang.
“menang dan kalah dalam sebuah pertarungan adalah
relatif dan wajar, terpenting dari itu adalah dinamika demokrasi pemuda harus
menjadi gerakan edukasi untuk keberlanjutan organisasi dalam rangka menggerakan
potensi pemuda untuk kemajuan Jayapura "Bersama" (Berkualitas, Ramah
dan Sejahtera)”, kata Calon Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Kabupaten Jayapura tahun 2019, Victor Rudolf Serondanya, SE kepada Wartawan, Kamis 18 Juli 2019, di Jayapura.
Ditanya soal
Visi-Misinya, Victor menyebutkan pemuda Jayapua berkarakter, mandiri dan
berdaya saing.
“Ya, visi saya sebagai calon
ketua KNPI Kabupaten Jayapura periode 2019-2021 yakni, pemuda Jayapua
berkarakter, mandiri dan berdaya saing”, kata calon ketua KNPI Kabupaten Jayapura
itu.
Sedangkan Misinya, sebut
Victor ada 4 :
1. Mendorong
karakter pemuda yang berahlak serta menghargai budaya lelehur sebagai asset
bangsa dalam kebinekaan dan ke-Tuhanan yang maha Esa untuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Mendorong
pemuda untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam secara mandiri dan berdaya guna.
3. Mendorong pemuda untuk berdaya saing dalam
mengembangkan minat dan bakat, serta pemanfaatan teknologi informasi secara bermartabat.
4. Mendorong
kreasi dan inovasi generasi milineal dengan memanfaatkan teknologi digital
modern.
Selain visi-misi, apa prospek dari program yang
hendak dilakukan, jika terpilih menjadi Ketua KNPI Jayapura nanti?, Serondanya
menuturkan ada 7 program prioritas, yang hendak dilakukannya jika terpilih
nanti yakni :
1. Pemibanaa dan
penataan organisasi kepemudaan
2. Pemibinaan
mental spritual pemuda dan generasi milineal
3. Pembinaan wawasan kebangsaan bagi pemuda
dan generasi milineal
4. Pembinaan
kebudyaaan dan adat istiadat bagi pemuda dan generasi milineal
5. Pembinaan
kewirausahaan dan pengembangan ekonomi kreatif pemuda
6. Pembinaan dan
pengembagan minat bakat pemuda
7. Pembinaan
kreasi teknologi informasi bagi generasi milineal
Moto: jangan biarkan hari
kemarin merenggut banyak hal, hari ini semboyan “memberi diri untuk menjadi
berkat bagi sesama”,. Ujar Calon KNPI Kabupaten Jayapura Periode 2019-2021 itu.
(Richard Mayor)
Langganan:
Postingan (Atom)
Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional
Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...
-
Jayapura | Manajemen Persipura Jayapura, resmi mengumumkan bahwa Jacksen F Tiago sebagai pelatih baru tim asal Papua, Persipura Jayapura...
-
Tuhan Yesus saat disalibkan bersama dua orang lainnya.(icahd/foto). Jayapura (Paskah)- Salib sebelumnya menjadi lambang "Pe...