Jayapura, | Jelang Pemilu 2019, pemilih pemula di Papua mengelar aksi demo damai guna mengajak dan mendukung PEMILU Damai di Papua.
Pesan Demokrasi itu disampaikan secara damai oleh puluhan pemilih pemula Papua dalam aksi damai 'Pemilih Pemula Dukung PEMILU Damai Di Tanah Papua & Pilihan Bole Berbeda, Tapi Tetap Kita Saudara, kepada penguna jalan raya di Kota Jayapura, Kamis 28 Februari 2019 Petang.
Kordinator aksi damai, Richard Mayor, yang juga Jurnalis Papua mengatakan aksi yang mereka lakukan itu, semata untuk mendukung pemilu damai di Papua.
"aksi kami untuk mendukung pemilu damai di papua, dan mengajak kepada masyarakat untuk jangan GoLpuT, jadilah pemilih cerdas,
pastikan anda terdaftar dalam DPT, tolak maney politik, pemilu damai di Papua, hidup pemilih pemula, dan
pemilih pemula masa depan bangsa", kata Richard
pastikan anda terdaftar dalam DPT, tolak maney politik, pemilu damai di Papua, hidup pemilih pemula, dan
pemilih pemula masa depan bangsa", kata Richard
Jurnalis Papua itu pun menyebutkan secara umum pemilih pemula di Indonesia berusia 17 – 21 tahun jumlahnya 20 – 30 % dari DPT. Mereka sangat dinamis dan cerdas, suka mencoba hal yang baru, dan akrab dengan teknologi informasi. Pemilih pemula atau mereka yang berusia 17 tahun dan baru pertama kali mengikuti pemilu. Mereka adalah pemilih yang kreatif.
"pemilih pemula adalah anggota masyarakat yang telah menjadi pemilih dan untuk pertama kali hendak menggunakan hak pilihnya dengan kategori penduduk usia 17 tahun, penduduk yang telah menikah atau purnawirawan TNI dan Polri", kata Richard lagi.
Icahd, nama sapaannya pun menjelaskan disisi lain pemilih pemula adalah kelompok yang rentan dalam penggunaan hak politik mereka. Ketika mereka tidak diberikan dasar pendidikan politik yang memadai. Mereka hanya akan dijadikan objek penderita dari objek kepentingan kelompok dan golongan, untuk kepentingan meraup suara mereka.
Di zaman ini, pemilih pemula masuk dalam ketegori kelompok yang pemahaman dan pengalaman politik minim, orientasi politik belum jelas, apriori, masih labil, imitasi terhadap generasi sebelumnya, dan mudah untuk menghindar dari politik apabila dinilai negatif.
Satu kelebihan dari kelompok pemilih pemula ini mereka memiliki segmen pemilih yang besar, menguasai teknologi informasi, kreatifitas politik tinggi, dan potensi kelas menengah yang menjadi dinamisator perubahan.
Namun kenyataan kelompok pemilih pemula dalam perspektif PEMILU mereka sebagai segmen pemilih yang masih rendah tingkat partisipasinya, segmen pemilih yang potensial untuk mendongkrak angka partisipasi pemilu, segmen yang memiliki style tersendiri, segmen terbesar dalam warga internet, dan segmen yang mudah menjadi Golput. Ujar Jurnalis Papua itu.
Dirinya selaku seorang jurnalis di Papua, merasa prihatin dan tergerak hati untuk mengajak dan mengingatkan pemilih pemula mari bersama-sama kita sampaikan aksi ini, guna memberikan pemahaman, pengetahuan dan pembelajaran kepada mereka yang sudah berusia 17 tahun. Pada PEMILU
2019.Pungkasnya.
(Richard Mayor)