Sabtu, 02 April 2016

Sinode GKI Papua, Dukung Kongres GMKI Ke-XXXV Di Papua


Kepala Bidang Umum Sinode GKI Papua, Pdt.Jhon Baransano, S.Th.(icahd/foto).

JAYAPURA (HPP) – Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (Sinode GKI Papua) mendukung upaya yang tenggah dilakukan oleh BPC.GMKI Jayapura dalam memperjuangkan tuan rumah Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ke-XXXV Tahun 2018 di Papua. 
 
“Kami (Sinode GKI di tanah Papua) mendukung penuh upaya BPC.GMKI Jayapura sebagai tuan rumah pelaksanaan Kongres GMKI Ke-XXXV tahun 2018 di Papua,” “Kata Kepala Bidang Umum Sinode GKI Papua, Pdt.Jhon Baransano, S.Th, Jumat (1/04/2016) Malam di Sekretariat GMKI Jayapura, Padang Bulan, Kota Jayapura, Papua.

Dilanjutkan, Baransano, “Dengan dilakukannya Kongres GMKI Ke-XXXV Tahun 2018 di Papua. Pastilah akan mendatangkan banyak orang, terutama mahasiswa-mahasiswa kristen. Maka disitulah muncul nilai baik bagi Papua. Karena kita di Papua merasa bahagia dan bangga dapat dikunjungi oleh sesama anak Tuhan, dan sesama anak bangsa di Indonesia,”. 
“Disinggung mengapa Sinode GKI Papua mendukung dilakukannya Kongres GMKI di Papua, Pdt.Jhon menuturkan, “Karena ketika kita ingin mengenal Papua, dan berbicara tentang Papua, tetapi kita tidak pernah ke Papua, manalah mungkin akan memahami Papua secara baik. Sehingga itu, kalau mencintai Papua dan ingin mengenal Papua lebih luas, maka Kongres GMKI itu harus terjadi di Papua.pungkasnya. (RCM).


      


    



   



Selasa, 29 Maret 2016

Wasekum GMKI: KSW Papua-Papua Barat, Harus Menghasilkan Rekomendasi Untuk Dibawa Ke Aras Nasional


Wasekum-GMKI), Kristian Singkali.(Icahd/foto).


JAYAPURA (HPP)- Konsultasi Studi Wilayah (KSW) Papua-Papua Barat yang dilakukan di Cabang GMKI Sentani, Kabupaten Jayapura dapat menghasilkan sebuah rekomendasi-rekomendasi tentang masalah Papua kekinian untuk dibawa dan disepakati dalam aras nasional, sehingga menjadi sebuah kesepakatan organisasi untuk disampaikan kepada pemerintah puasat di Jakarta.


“KSW Papua-Papua Barat, “Harus menghasilkan sebuah rekomendasi, baik internal organisasi GKMI sendiri, tetapi juga persoalan-persoalan di Papua dan Papua Barat. Mengapa, agar persoalan yang ada di Papua-Papua Barat tidak saja menjadi persoalan di dua wilayah Indonesia timur itu saja. Tetapi dapat menjadi persoalan bersama sesama anak bangsa dari Merauke sampai Sabang,” “kata Wakil sekretaris Umum (Wasekum) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kristian Singkali, Selasa (29/03/2016) di Gedung Tabita, Sentani, Kab.Jayapura.


Dilanjutkan, Wasekum, “Melalui momentum KSW ini, menjadi sarana organisasi untuk melihat dan membahas persoalan-persolan daerah disetiap cabang-cabang dimana GMKI itu berada. Tetapi KWS juga menjadi saluran untuk menyampaikan pikiran dan gagasan setiap kader-kader GMKI demi eksentisitas organisasi dalam menjabarkan persoalan hingga mencari solusi dari persoalan yang terjadi baik di Papua-Papua Barat, bahkan Nasional sekali pun,”.

Disingung terkait, ketika hasil rekomendasi KSW Papua-Papua Barat ini dihasilkan, selanjutnya seperti apa, Wasekum menuturkan, “Hasil rekomendasi dari KSW ini, selanjutnya akan menjadi pembahasan secara Nasioanl dalam Konsultasi Nasional (Konas), kemudian dibawa dan disepakati dalam aras tertingi organinasasi yakni, Kongres, sehingga menjadi keputusan organisasi secara nasional, maka disitulah persoalan Papua menjadi persoalan Nasional yang harus diselesaikan oleh Pemerintah RI ”.(RCM).

Rabu, 24 Februari 2016

“Wetipo, Doktor Pertama Dari Jayawijaya”


Dr.Wilem Bola Wetipo, S.Pd, M.Pd, M..(Icahd/foto).

 
JAYAPURA (HPP)- Tidak terbayangkan anak asal Kabupaten Jayawijaya, Kota Wamena, Wilem Bola Wetipo dengan kegigihannya mampu menjadi salah satu dari anak Jayawijaya yang meraih gelar “Doktor” dibidang ilmu manajemen.

Gelar kedoktorannya itu didapat, setelah Ia dinyatakan “LULUS” dengan nilai (A) kategori “Sangat memuaskan” oleh pihak UNCEN melalui rapat senat terbuka dalam rangka promosi Doktor (S3) Ilmu Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih, Rabu (24/02/2016) kemarin di Auditorium UNCEN, Abepura, Kota Jayapura.

Gelar kedoktoran yang Ia miliki merupakan anugrah Tuhan kepadanya, lewat tantangan dan perjuangan yang cukup panjang.

Walaupun sempat ada niat dibenaknya untuk mau mengundurkan diri saat proses perkuliahan berlansung dan penelitian disertasi dilakukan. Tetapi karena rencana dan maksud Tuhan kepadanya, maka tidak sia-sialah pegorbanan yang lakukan dalam menempuh pendidikan untuk mencapai gelar Doktor.

Dr.Wilem Bola Wetipo, S.Pd, M.Pd, M.H kepada Harian Pagi Papua mengatakan, “Selain gelar Doktor yang sudah Ia miliki, Ia pun berharap apa yang Ia sudah tulis melalui disertasi dengan judul “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi dan pengalaman guru yang dimediasi kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA dan SMK di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua” bisa menjadi berkat dan motivasi bagi guru-guru pendidik yang mengapdi di Kabupaten Jayawijaya, serta anak-anak Jayawijaya untuk giat dalam bersekolah dan belajar untuk mencapai pendidikan lebih tinggi,”.Pungkasnya. (RCM).


Rabu, 25 November 2015

Pasca Pemberitaan Di Media Massa, Diskes Papua Klarifikasi

KaDiske Papua, Drg.Aloysius Giay.(Icahd/foto).  

Jayapura (SP)- Pasca pemebritaan di media massa baik, cetak, olektronik dan online terkait pemberitaan yang menyebutkan 41 anak meninggal di  Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, pada Edisi, Selasa 24 November 2015 lalu itu. Lansung direspon oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov.Papua,   

Kepala Dinas Kesehatan Prov.Papua Drg.Aloysius Giay, M.Kes kepada wartawan, Kamis (26/11/2015) dalam jumpa pers mengatakan, “Pihaknya mengklarifikasi atas pemeberitaan yang menyebutkan 41 anak meninggal di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua”.

Aloysius Giay menjelaskan, “Setelah pihaknya melakukan monitoring dengan memngirim tim kesehatan Papua ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga. Dimana ditemukan 32 orang  anak meningal di usia 2 tahun, dengan gejala panas, demam, menggigil, kejang dan kemudian meninggal.

Kejadian itu sejak 16 Oktober  hingga 20 November 2015 di empat kampung yakni, Kampung Dolgimo, Opno, Barapngin dan Labirik”.

Disingung terkait apakah kasus yang terjadi Distrik Mbua terkait 32 anak yang meninggal itu, dapat disebutkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dr. Giay menuturkan, “Kejadian dari meninggalnya 32 anak di Distrik Mbua itu.

“Hanya sebuah kasustis atau kejadian yang terjadi disatu tempat saja, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah kejadian luar biasa”. “Tegas Dr Gigi itu”.  


(RIC).

   




  

  




Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...