Senin, 20 Maret 2017

Legislator Papua Bakal Bentuk Pansus Tutup Freeport

Legislator Papua, Ruben Magai. (foto/icahd) 
Jayapura,-- Legislator Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) bakal membentuk tim PANSUS guna mengkaji dan menyikapi tuntutan mahasiswa tentang tutup Freeport.

“Kami sudah mendengar tuntutan mahasiswa tentang tutup Freeport, kami akan membentuk tim PANSUS, guna membahas, mengkaji, dan mengambil keputusan bersama atas tuntutan mahasiswa itu”, kata salah satu Legislator Papua, Ruben Magai, kepada wartawan (Senin 20/3) Petang di Jayapura.

Sudah 50 tahun Freeport melakukan eksplorasi SDA di Papua, tetapi masyarakat Papua tidak mendapatkan keuntungan dan keperpihakan dari adanya perusahan raksaa itu. kata Magai  .

Selain aspirasi mahasiswa yang mereka dengar, mereka  juga akan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat adat.  

Jika pun nanti kontark PT.FI diperpanjang, lanjut Ruben, maka PT.FI harus lakukan studi banding ke” Otdetimedim” Papua New Nugue (PNG), karena tiap masyarakat pemilik hak ulayat setiap bulannya harus diberikan honor dan pembagian persen. tegasnya.

“Kalau pun pemerintah pusat ingin mengambil alih pengolahan di Freeport, maka pemerintah harus melakukan menurut versi UU Nomor 4 Tahun 2009, peran daerah di perkuat dalam rangka pengelolaan sumber daya alam untuk kemandirian fiskal daerah. Istilah desentralisasi tidak hanya menyasar tata kelola pemerintahan daerah, tetapi juga memasuki skema pengelolaan SDA berbasis kemandirian. Jika tidak “Ya bubar saja”.ujarnya.

(Icahd)



   








   

   






Inilah 7 Tuntutan Mahasiswa Papua Tutup Freeport?

Kordinator Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF), Nelius Wenda. (foto/icahd) 
Jayapura,-- Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport  (FPM-TF) Papua menyatakan tujuh tuntutan sikap mereka atas PT.FI, dan juga kepada resim  Joko Widodo-Yusuf  Kala. Untuk segera melakukan langkah pasti, guna penyelamatan alam dan rakyat Papua.

1.   Tutup Freeport, BP, LNG Tangguh, MIFEE, MMC, dan lainnya yang merupakan  dalang kejahatan kemanusian di atas tanah Papua

2.  Tarik TNI-POLRI organik dan Non organik dari seluruh tanah Papua
3.  Tolak rencana pembangunan pangkalan militer di Biak
4.  Freeport wajib merehablitasi lingkungan akibat eskpotasi tambang selam 50 tahun
5.  Usut, tangkap, adili, dan penjarakan pelaku pelanggaran HAM selama keberadaan Freeport di Papua
6.  Biarkan rakyat dan bangsa west Papua menentukan masa depan pengolaan kekayaan alam di tanah west Papua
7.  Berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratik bangsa Papua

(Icahd)
  

      



Aksi Demo Mahasiswa Papua, “Minta Tutup Freeport”

Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF).(foto/icahd)

Jayapura,-- Ratusan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF), Senin (20/3) melakukan aksi demo damai meminta tutup PT.Freeport di Papua.

Keberadaan PT.FI di Papua sejak Tahun 1967 yang dikenal sebagai perusahan pertambangan internasional terbesar nomor satu di dunia. Tetapi apa yang didapatkan oleh rakyat Papua?   

“Rakyat papua hanya terbelengu dalam kemiskinan, pelanggran HAM, Genosida, penjajahan, alam dihancurkan oleh sistim kapitalisme yang memproduksi lebih banyak tanpa mempertimbangkan hukum alam, juga dampak balik pada kehidupan manusia”, kata Kordinator Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF), Nelius Wenda, saat berorasi  di halaman Kantor DPR Papua, Senin (20/3) Petang di Jayapura.  

Sejarah keberadaan perusahan raksasa itu di Papua, adalah sejarah yang termanipulasi oleh kepentingan ekonomi politik imperialisme Amerika Serikat.  Akhirnya mendorong Indonesia untuk melakukan aneksasi atas Papua, juga  mengskenariokan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) tahun 1969.

“Sebelum proses PEPERA dilakukan, 7 APRIL 1967 perusahan pertambangan milik negara imperialis USA telah menandatangani kontak pertamanya dengan pemerintah Indoensia dua tahun sebelum PEPERA”, kata Nelius.

Melihat semua kompleksitas, semua persoalan di Papua saat ini, sudah tidak ada lagi pengakuan terhadap hak-hak demokratis rakyat Papua, dan juga rasa tanggungjawab akibat dampaknya. Maka untuk apa lagi Freeport ada di Papua, lebih baik tutup saja karena tidak memberikan kontribusi positif bagi rakyat Papua. tegasnya.

(Icahd)



    
  
   

   
     





Minggu, 19 Maret 2017

Kebakaran Rumah Tewaskan Dua Bocah



Jayapura,-- Kebakaran 7 petak rumah atau camp karyawan  Sagita Semi Permanen, Sabtu (18/3) di Kampung Harapan Sentani, Kabupaten Jayapura, tewaskan dua bocah Herice Wally (4) dan  B. Ted Jhon Wally (3). Menurut keterangan Kepala Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi, Ahmad Mustofa,  kedua korban terjebak ditenggah kobaran api. Saat keluarga melakukan upaya pemadaman, keluarga mendengar jeritan keduanya.  Namun  kondisi api yang membesar. Kedua bocah itu tak terselamatkan.

Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIT. Saat itu, kedua korban bermain di rumah petak ke 3/camp kosong yang dijadikan gudang.

Kronologisnya, saat bermain, tiba-tiba muncullah api dari camp yang berpapan-kayu itu. Bermodalkan alat seadanya, masyarakat tak berhasil memadamkan api. Orang tua korban, dan keluarga pun tak mengetahui posisi keduanya saat itu. kata Kabag Humas.    

Sebelum kejadian, kedua korban sempat di tegur seseorang, karena sering bermain korek api.   

“Dugaan awal kebakaran diduga dari kebiasaan kedua korban yang bermain korek api”, ujarnya.

(Icahd)

Jumat, 03 Maret 2017

Primadona Baru Air Terjun Mata Tiga Di Demta, Papua?

Celo dan Beto,  di Air Terjun Mata Tiga Di Demta. Icahd
Demta- Masyarakat Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, Papua kembali menemukan satu tempat pariwisata baru yakni, Air Terjun Mata Tiga di tenggah hutan berbukitan di daerah tersebut.

“Ini merupakan air terjun  kedua di Demta, sebelumnya ada satu air terjun, tapi itu dekat dengan kampung dan sudah dikenal sejak lama. Namun untuk Air Terjun Mata Tiga ini, “baru saja ditemui, dan menjadi tempat wisata baru” di Demta”, kata Kace, warga Demta kepada KedaiPena.Com, (Jumat 03/03).

Kace melanjutkan, air terjun mata tiga ini, air sangat dingin karena berada di dalam hutan rimbun dan di bawa gunung.

Untuk sampai disana, jelas Kace, jarak tuk sampai ke air terjun mata tiga ini sekitar sepuluh kilo dari Demta.    

Ditanya selain warga Demta, apakah ada warga lain yang berwisata ke air terjun ini, Ia menuturkan, sementara belum, karena air terjun ini baru saja ditemukan sehingga belum banyak yang tau.

Kalau pun ada yang mau ke mari, jaraknya cukup jauh, misalnya saja, warga dari Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura mau berwisata ke sini harus menempuh perjalan sekitar 2 jam-hingga 3jam. ujarnya.

(Icahd)

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...