Senin, 20 Maret 2017

Aksi Demo Mahasiswa Papua, “Minta Tutup Freeport”

Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF).(foto/icahd)

Jayapura,-- Ratusan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF), Senin (20/3) melakukan aksi demo damai meminta tutup PT.Freeport di Papua.

Keberadaan PT.FI di Papua sejak Tahun 1967 yang dikenal sebagai perusahan pertambangan internasional terbesar nomor satu di dunia. Tetapi apa yang didapatkan oleh rakyat Papua?   

“Rakyat papua hanya terbelengu dalam kemiskinan, pelanggran HAM, Genosida, penjajahan, alam dihancurkan oleh sistim kapitalisme yang memproduksi lebih banyak tanpa mempertimbangkan hukum alam, juga dampak balik pada kehidupan manusia”, kata Kordinator Front Persatuan Mahasiswa Tutup Feeport (FPM-TF), Nelius Wenda, saat berorasi  di halaman Kantor DPR Papua, Senin (20/3) Petang di Jayapura.  

Sejarah keberadaan perusahan raksasa itu di Papua, adalah sejarah yang termanipulasi oleh kepentingan ekonomi politik imperialisme Amerika Serikat.  Akhirnya mendorong Indonesia untuk melakukan aneksasi atas Papua, juga  mengskenariokan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) tahun 1969.

“Sebelum proses PEPERA dilakukan, 7 APRIL 1967 perusahan pertambangan milik negara imperialis USA telah menandatangani kontak pertamanya dengan pemerintah Indoensia dua tahun sebelum PEPERA”, kata Nelius.

Melihat semua kompleksitas, semua persoalan di Papua saat ini, sudah tidak ada lagi pengakuan terhadap hak-hak demokratis rakyat Papua, dan juga rasa tanggungjawab akibat dampaknya. Maka untuk apa lagi Freeport ada di Papua, lebih baik tutup saja karena tidak memberikan kontribusi positif bagi rakyat Papua. tegasnya.

(Icahd)



    
  
   

   
     





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...