Jumat, 31 Juli 2015

“Anak Negeri, Pimpin Polda Papua”.

Kapolda Papua.Brigjen.Paulus Waterpauw.
Jayapura (Blog)- “Walaupun, pernah diberikan kesempatan menjabat dalam jabatan yang sama di wilayah Papua Barat. Namun gaungnya tidak se-Primadona memimpin di wilayah Papua”.

“Momentum itu kembali, di bawa kepemimpinan Kapolri  Jenderal Badrodin Haiti, Jumat 31 Juli 2015, di Mabes Polri, Jakarta dengan memilih dan melantik Brigjen  Paulus Waterpauw. Untuk memimpin wilayah Polda Papua, selaku Kapolda Papua”.

Ini, sejarah, bagi anak negeri di atas tanah Papua, “Bahwa menjadi Kapolda Papua, bukan impian yang datang begitu saja”.

“Namun itu sudah, yang dong bilang, “Siapa yang bekerja, jujur, tulus dan dengar-dengar, Ia akan melihat, satu tanda heran, ke tanda heran yang lain”.  

“Terima kasih, kepada Irjen Yotje Mende, atas kinerja dan kepemimpinan selama memimpin Polda Papua”.

“Sebab banyak Polisi yang di pangil di Indonesia, namun sedikit Polisi yang terpilih untuk memimpin di Polda Papua”.

“Karena saat Ia datang tidak membawa tanda heran, namun ketika Ia pergi, Ia membawa tanda heran, ke tanda heran yang lain”. 

“Barang siapa yang bekerja di atas tanah ini, “Dengan jujur, tulus, dan dengar-dengaran. Ia akan melihat satu tanda heran, ke tanda heran yang lain” Pesan, “Isak S.Kinje”.  

(By.”Akom”).

(RIC).











Rabu, 29 Juli 2015

“Tahun Emas SMANSA, Bakal Datangkan Mitha Talahatu”.

Mitha Talahatu.(Icahd/foto).
Jayapura (SP)- Memperingati serta memeriahkan hari jadinnya SMA Negeri 1 (SMUNSA) Abepura, Kota Jayapura pada 1 Agustus 2015. Dimana dalam usia ke-emasan 50 Tahun itu, bakal mendatangkan penyanyi singers asal Maluku, Mitha Talahatu.

Demikian disamapikan oleh Kepala Sekolah SMANSA, Arianto Kadir, Sabtu (26/07/2015) di Abepura.

Kepala Sekolah SMANSA, Arianto Kadir yang akrab dipangil Kadir kepada SULUH PAPUA mengatakan, “Niat untuk menghadirkan Mitha Talahatu pada usia emas SMANSA itu. Merupakan niat dari alumi SMANSA yang dimotori oleh Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano”.

Ia menlanjutkan, “Semua agenda dan acara puncaknya nanti, dikerjakan oleh alumni. Kami (guru-guru) hanya memberikan kepercayaan kepada alumni, sebab bagi alumni ini bagian dari kebangaan dalam mengisi dan me-meriahkan usia 50 tahun SMANSA.   

Humbaunya, “Kepada semua alumni SMANSA dimanapun berada, mari datang dan bersama-sama memeriahkan hari dari ke-emasan SMANSA 50 Tahun ini. Pungkasnya.


(RIC).



    




 





Tim Papua Putra, Keluar Sebagia Juara Lomba Futsal Jemaat GKI Bethel.

 Papua Putra dan Tim Papua Putri dari KSP I-WYK II.(Icahd/foto).
Jayapura (SP). Turnamen lomba gawang mini tingkat jemaat dalam memeriahkan dan menyambut Hut Jemaat Bethel Kampung Baru Tanah-Hitam. Tim Papua Putra dari KSP I-WYK II keluar sebagai juara 1 turnamen lomba gawang mini setelah mengalahkan Tim bethway Putra dari KSP-WYK IV dengan skor 2:1 dalam adu finalti.
        
Ketua Panitia Hari-Hari Besar Gerejawi GKI Kampung Baru Tahah-Hitam  Ibu.Milka M Daufera kepada SULUH PAPUA, Minggu (03/05/2015) mengatakan, “Lomba turnamen futsal (gawang mini) tingkat jemaat ini, diselengarakan dalam rangka menyambut Hut jemaat Bethel Kampung Baru Tahah-Hitam Ke-XXXVII pada 15 Mei mendatang.

Ia melanjutkan, “Turnamen Futsal (gawang mini) digelar sejak Rabu 29 April lalu yang diikuti oleh 8 tim putra dan putri mewakili KPS dan WYK dalam wilayah pelayanan jemaat GKI Bethel Kampung Baru Tahah-Hitam.

Sehingga pada partai Final ini (kemarin), mempertemukan empat Tim yakni, Tim Papua Putra dari KSP I-WYK II melawan Tim bethway Putra dari KSP-WYK IV. Sedangkan untuk tim putri mempertemukan Tim Putri KSP II-WYK IV melawan Tim Papua Putri dari KSP I-WYK II. Dimana, Tim Putri KSP II-WYK IV keluar sebagai juara satu lomba futsal Putri.   


Semua tim baik yang juara satu hingga juara tiga putra-putri, semuannya akan mendapatkan hadiah lombanya pada puncak ibadah syukur 15 Mei nanti. Pungkasnya.      

(RIC). 

  
             


Kamis, 23 Juli 2015

Tim Papua Usia 18 Dipersipakan Untuk Bermain Di Klub Dunia.


Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia.(Icahd/foto).
Jayapura (SP)- Papua kembali dipercayakan untuk mempersipakan anak-anak usia 18 Tahun, guna diseleksi, dibina dan dipersiapkan untuk bermain di klub-klub besar dunia melalui salah satu asosiasi yang berada dibawah FIFA, UAF dan KNFB yang berkedudukan di Belanda. Dimana, asosiasi ini diberikan kewenangan penuh oleh ke-tiga organisasi  bola terbesar di dunia tersebut, untuk merekrut setiap pemain didunia dan selanjutnya dimainkan di klub-klub besar Dunia. “kata” Manager Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia Mesak Manibor, Senin 09/02/2015 di Lapangan Trikora Padang Bulan.  



“Awan tahun 2015, Asosiasi ini memilih untuk melakukan seleksi pemain muda usia 18 Tahun di Indonesia, secara khusus di Papua. Pemilihan ini, dilakukan setelah mereka melihat tim sekelas Persipura Jayapura asal Papua ini, selalu tampil dievent-event Internasional di kawasan Asia. Sehingga, mereka berniat tahun ini, seleksi pemain usia 18 tahun di Indonesia diseleksi dari Papua.


Dari sekian banyak anak-anak usia 18 Tahun yang mengikuti seleksi awal dilapangan Sepak Bola Trikora Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura ini akan dipilih 24 pemain. Setelah, dilakukan seleksi awal ini, 24 pemain ini akan kembali diseleksi lebih lanjut  di Belanda.


Dalam tahapan seleksi ini, pihaknya telah menerima jadwal resmi yang dikeluarkan oleh asosiasi ini, bahwa tim asal papua ini sudah harus berada di belanda pada 02/05/2015.
Sebelum memenuhi jadwal yang telah dikeluarkan itu, tim asal papua akan menjalani uji coba bersama beberapa tim yang meminta secara resmi untuk bertanding yakni tim dari Potugis dan Spanyol, itupun pada bulan April sebelum masuk ke Belanda.


Tujuan pemilihan usia 18 tahun ini, berkaitan dengan standar rekrutmen pemain untuk bermain di klub-klub dunia yang berusia 19 hingga 24 Tahun. Sehingga, selama satu tahun mereka dibina, umur mereka sudah cukup untuk direkrut oleh tim-tim besar dunia itu.


Untuk mendampingi sebagai pelatih dalam mlakukan seleksi ini, pelatih asal Indonesia Bert Penturi yang sudah berpengalaman dalam menangani persepak bolaan di Indonesia bahkan di Belanda. Tugasnya ini, untuk mengeleksi 30 pemain, dan selanjutnya tim pelatih dari belanda yang datang lansung ke Papua, guna melakukan seleksi untuk mentepkan 24 pemain yang tergabung dalam Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia.


Setelah resmi 24 pemain itu, maka selama mereka menjanani uji coba dan seleksi lebih lanjut di Belanda. Mereka akan didampingi oleh beberapa tokoh persepak-bolaan Papua yakni, Beni yensinem, Niko Dimo R Fere dan Daniel Mauri yang merupakan mantan-mantan pemain Persipura.  


Pesannya, kepada anak-nak yang tidak terekrut jangan berkecil hati, karena dirinya sendiri telah menerima beberapa tawaran dari beberapa Negara, guna bermitra dalam membina usia 16, 17 dan 18 Tahun untuk dipersiapkan dalam turnamen-turnamen yang akan datang. Dan kepada orang dari anak-anak yang lolos seleksi, untuk memberikan dukungan penuh kepada anak-anaknya untuk berkiprah di ajang Internasional sekelas Eropa. Sehingga ini, menjadi momen dimana anak-anak dari Papua dapat bermain di tim-tim besar di Dunia. Pungkasnya.     


(RIC).















Richard Ferre: Harus Ada Pengikut Daniel Hanasbey Bermain Di Klub Eropa.

  
Richard Ferre.(Icahd/foto). 
Jayapura (SP)-  Seleksi dalam mempersiapkan anak-anak usia 18 Tahun untuk bermain di klub-klub besar dunia melalui salah satu asosiasi yang berada dibawah FIFA, UAF dan KNFB yang berkedudukan di Belanda. Ini menjadi momentum penting dan sejarah bagi Papua, guna mengukir cerita “Bahwa melalui seleksi ini ada pemain-pemain asal papua yang mengikuti jejak dari Daniel Hanasbey yang bermain di klub besar eropa yakni, Ajax Ansterdam. “kata” Asisten Wakil Ketua Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia Richard Ferre, Rabu 11/02/2015 di Jayapura.


Dalam menangani dan mempersiapkan tim ini berjumlah 15 orang dengan Manager Tim Bupati Sarmi Mesak Manibor.  


Untuk mempersiapkan tim ini, ada aspek-aspek legal yang mendukung program ini, seperti agen sepak bola di Belanda yang bermitra dengan Indonesia di Jakarta, guna mencari dan mempersiapkan anak-anak usia muda Papua yang bertalenta baik dalam bermain bola untuk dibawa ke belanda, barulah disampaikan ke Papua. “katanya”.    


Sehingga, dirinya selain menjabat sebagai Asisten Wakil Ketua, dirinya juga sebagai penghubung, guna kordinasi dan komunikasi antara papua dan Jakarta terkait proses seleksi yang berjalan di Papua ini.


Dalam seleksi ini, lansung ditangani oleh Panitia Lokal yang diketuai oleh Bert Penturi yang merupakan professor sepak bola dari KNFB Belanda, dibantu dengan Hengki Heipong dan Noak Maryen.


Tugas dari Bert Penturi ini, hanya menyeleksi untuk mendapat 30 pemain anak-anak Papua yang terbaik. Selanjutnya, 30 pemain muda papua ini akan dilatih oleh Hengki Heipong dan Noak Maryen dalam kesiapan di Papua saja.


Karena Pada bulan Maret akan datang Pelatih dari Belanda untuk melihat 30 pemain anak-anak Papua yang sudah terpilih itu. Usai melihat 30 pemain anak-anak Papua, pelatih dari Belanda ini bersama-sama dengan Manager Tim Mesak Manibor dan Wakil Ketua Rodulf Yesaes ke Belanda, guna menyampaikan kesiapan tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia kepada pihak AVA SPORT Management Nederland di Belanda.


Pada waktu di Belanda, Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia akan dilatih khusus selama 29 kali oleh pelatih yang dipersiapkan oleh AVA SPORT Management Nederland sendiri, dan bermain selama 8 kali.


Dalam bermain disana, Tim Realis Crista FC Holandia Papua-Indonesia akan melawan NEC  Nijmegen (klub professional) asal akademi bola belanda pada 21/05/2015, Pada 23/05/2015 melawan tim Feijendoord Rotterdam asal akademi bola belanda, pada 27/05/2015 melawan tim Brabant United asal akademi bola belanda, dan pada 30/05/2015 melawan tim Ajam Amsterdam. Sehingga, selama tim-tim ini bertanding, agen-agen sepak bola di belanda telah mengundang agen-agen tim besar eropa untuk melihat pertandingan yang dimainkan itu, dan dalam pertandingan itu agen-agen klub-klub dunia melihat dan memilih sendiri dari setiap anak-anak yang bermain baik menerut mereka sendiri.


Pesannya, Dengan program yang sementara berjalan di papua ini, mari semua pecinta sepak bola mendukung  dan berdoa semoga dalam proses ini. Secara khusus orang tua untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk dibina, dibentuk dan dilatih dalam mempersiapkan mereka menuju ke belanda. Karena ini, demi masa depan anak itu sendiri, dan demi Papua yang kita cintai serta mengukir kembali sejarah bahwa dari anak-anak yang dibawa nanti ini, ada diantara mereka yang terpilih untuk bermain di salah satu klub-klub besar se-kelas Eropa. Pungkasnya.     
        
   

            






Yusak Reba: Di Papua Ada Kelompok Yang Bisa Mencabut Hak Hidup.


Yusak E. Reba, SH, MH.(Icahd/foto).
Jayapura (SP)- Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang ditempatkan  menurut suku-suku bangsa. Untuk mendiami sauatu wilayah dengan mendapat hak fundamental sejak lahir. Sehingga, hak fundamental itu tidak didapat dari sekolompok orang atau Negara yakni, hak asasi. Mengapa hak asasi, karena HAM dalam gagasannya itu “manusia tidak boleh diperlakukan semena-mena oleh kekuasaan. 

Namun di papua ada kelompok yang bisa mencabut dan merampas hak asasi atau hak hidup seseorang. “Kata” Yusak E. Reba, SH, MH saat menyampaikan materi  HAM dalam Kegiatan Konsultasi Mahasiswa Teologi Se-Indonesia Timur. Senin 12/01/2015 di Hotel Grang Abe Hotel.


Lanjut, Reba,  Hak asasi yang dimiliki manusia mempunyai hubungan dan tanggungjwab dari sesama manusia. Sehingga, hak asasi yang ada pada setiap orang tidak mungkin terjadi jika tidak bersentuhan dengan orang lain. Karena hak asasi manusia yang satu menimbulkan kewajiban asasi dari manusia lainnya.


Tuturnya, Jika tidak ada kewajiban, maka tidak  mungkin terjadi penghormatan, perlindungan dan pemenuhan atas hak asasi seseorang. Agar pemenuhan HAM dapat terjadi, manusia membuat kesepakatan untuk hidup secara bersama-sama dalam suatu wadah yang disebut Negara. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, namun memerlukan bantuan dan pertolonmgan dari orang lain “agar ia dapat hidup dan melanjutkan kehidupannya.


Namun keberadaan sesama manusia yang lain dalam hubungan kehidupan saling memerlukan sebagai manusia dalam kehidupan bersama dengan suku-suku asli atau rumpun ras malanesia di atas tanah  Papua. Telah terjadi penyimpangan atau dipraktekan berbeda dengan nilai sesungguhnya yang harus teraktualisasi dalam kata dan tindakan setiap orang dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan dalam hidup berbangsa dan bernegara di atas tanah Papua.


Ia menjelaskan, "Dalam konteks Papua suku-suku asli diatas tanah Papua disebut sebagai masyarakat adat yang menghendaki diperlakukan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliKi harkat dan martabat serta hak asasi yang sama dengan sesama umat manusia lainnya". 

Namun hal ini berbanding terbalik dengan yang dijabarkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa “harkat berarti derajat, kemuliaan, taraf dan nilai. Sedangkan martabat lebih kepada tingkat harkat kemanusiaan dan harga diri. Faktanya itu hanya sebuah literatur yang menyakinkan bahwa kita berasaskan Negara hukum dan mengedepakan pri kemanusian demi keadilan sosial, padahal yang terjadi tidak “Adanya penghormatan dan penghargaan terhadap HAM orang Papua”. Pungkasnya.   
   




   

       


Minggu, 12 Juli 2015

Elie Loupatty, Pimpin BKS-PGI GMKI Jayapura.


BPL.BKS-PGI GMKI Jayapura Masa Bakti 2015-2020.(Icahd/foto). 
Jayapura (SP)- Asisten II Setda Provinsi Papua, Elie Loupatty diberikan kesempatan dan kepercayaan diluar dari jabatan kedinasannya itu. Sebagai Ketua Local Badan Kerja Sama Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (BKS-PGI GMKI Jayapura) masa bakti 2015-2020.

Jabatan dan tanggungjawab baru yang dapatkannya itu, setelah Ia dilantik oleh Pengurus PGI Pusat, melalui Wakil Ketua PGI Pusat, Ir.Robert Sitorus, Sabtu 11 Juli 2015 di Gedung Gereja GKI I.S.Kijne, Padang Bulan.

Ketua Local BKS-PGI GMKI Jayapura, Elie Loupatty dalam sambutan pertamanya menuturkan, “Jabatan sebagai ketua di luar jabatan kedinasan,  bukan baru bagi saya, karena hampir beberapa jabatan sebagai ketua saya miliki”. Seperti ketua dalam ikatan kampung, ketua di dalam jemaat dan kali ini diberikan kepercayaan sebagai Ketua Local BKS-PGI GMKI Jayapura dengan masa kepengurusan lima tahun ini. Namun tidak mengapa, ini bagian dari pangilan dan pelayanan demi kemulyaan Tuhan.

Ia melanjutkan, “Kedepan banyak hal yang harus kita kerjakan bersama baik kami (BKS-PGI GMKI Jayapura) bersama BPC.GMKI Jayapura dalam melihat serta menjaga aset-aset milik GMKI, baik yang bergerak maupun tidak bergerak.

Ia menjelaskan, “Secara khusus untuk asset GMKI yang tidak bergerak yakni, dua tanah milik GMKI yang berada di mata jalan USTJ dan di depan dari Secretariat GMKI itu atau di sebelah kantor Lurah Hedam”. Mengapa, harus diperjuangakan kedua tanah itu, karena kedua tanah itu bukan aset milik pribadi, tetapi itu mutlak milik GMKI”.    

Sehingga selain aset yang tidak bergerak itu, ada bebarapa impian kita bersama dalam membangun mahasiswa Kristen agar menjadi garam dan terang bagi sesame, serta memperdayakan kedua tanah itu agar menjadi sumber aktifitas dari GMKI itu sendiri maupun sesamanya. Pungkasnya.

(RIC).



      







  
      





Pantai Sombiyei, Pantai Tersebunyi Di Balik Gunung.


     
Suana Pantai Sombiyei.(Icahd/foto).
Sentani (SP)- Pantai Sombiyei yang berada di Kampung Sombiyei, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura menjadi tempat hiburan bagi masyarakat kampung Demoikisi dan kampung lainnya di Distrik Yokari itu.  
Selain pantai Sombiyei, ada beberapa pantai lain di Distrik Yokari seperti Pantai Sinokisi, Pantai Drakisi dan Pantai Wanya. 

Salah satu warga Yokari  Nahor Matesarai yang dijumpai di pante Sombiyei, kepada SULUH PAPUA, Kamis   (09/07/2015), menuturkan, “Banyak pante di  Yokari, namun ketika musim angin timur, masyarakat demokisi dan sekitarnya lebih memilih untuk berpinik di pantai Sombiyei. Karena pantai yang lain, pada musim angin timur itu terjadi gelombang besar di laut, sehingga masyarakat sulit menyebrang ke pantai lain itu.     

Ia melanjutkan, “Pante Sombiyei ini, berada dibalik gunung sehingga untuk mencapai pante ini. Masyarakat hanya dapat mengunakan motor jhonson, karena belum ada jalan darat.      


Ia mengharapkan, “Pantai Sombiyei ini, tidak saja menjadi tempat hiburan  masyarakat kampung Demoikisi saja. Namun juga dapat menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat lain di Kabupaten Jayapura maupun kabupaten lainnya. Sehingga, kedepannya, ada niat baik dari dinas terkait. Untuk dapat melihat pantai Sombiyei sebagai salah satu objek wisata di dalam wilayah Kabupaten Jayapura yang perlu di perhatikan.      

(RIC). 











Kesulitan Berkomunikasi, Masyarakat Demoikisi Menginginkan Jaringan Telkomsel.


Penehas Ondoapo.(Icahd/foto).
Sentani (SP). Masyarakat Kampung Demoikisi, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura. Mengiginkan jaringan komunikasi seluler (Hp) dengan akses jaringan Telkomsel berupa pembangunan tower.

“Selama ini kami sulit berkomunikasi dengan keluarga yang ada di kota, karena sulitnya mendapat jaringan telkomsel. Ini berbeda dengan beberapa kampung yang ada di pingiran teluk pantai tanah merah ini”.  

Hal itu disampaikan oleh Ondoafi wilayah Kampung Demoikisi, Penehas Ondoapo.

Ondoafi, “kepada SULUH PAPUA, Senin (06/07/2015) di Kampung Demoikisi menuturkan, “Masyarakat di kampung hanya bisa menelpon keluar, tidak bisa menerima telpon maupun terima pesan SMS masuk. Karena ketika masyarakat perlu dan ingin menelpon keluarga mereka di kota, mereka harus mencari signal di sela-sela perbukitan di ujung kampung”. 

Ia melanjutkan, “Kesulitan untuk mengunakan jaringan telokomsel secara baik, benar dan nyaman ini sudah menjadi bagian dari aktifitas hidup masyarakat Demokisi, setelah adanya HP itu” .   

Ia mengharapkan, “Ada pihak-pihak yang peduli untuk memasang jaringan telkomsel berupa pembangunan tower, entah di kampung demoikisi atau ditempat lain, “Intinya masyarakat demoikisi dan sekitarnya dapat lansung menikmati jaringan telkomsel itu,  tanpa harus mencari-cari signalnya lagi”. Pungkasnya.

(RIC).    


     

    





Jemaat Eben Haezer Demoikisi, Gelar Wisata Rohani.


Tampak suasana perkenalan antara kedua jemaat.(Icahd/foto).
Jayapura (SP). Jemaat GKI Eben Haezer, Kampung Demokisi, Klasis Tanah Merah Barat, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura. Gelar kegiatan rohani yang dikemas dalam wisata rohani. Dengan mendapat kunjungan dari Jemaat Nasareth, Kampung Pulau Pasi, Bakal Klasis Aimando Padaido, Distrik Aimando, Kabupaten Biak Numfor.

Dari pantuan SULUH PAPUA, Senin (06/07/2015) di Kampung Demoikisi,  “Dimana puluhan jemaat Pasi itu. Mendapat sambutan berupa tari-tarian tradisional (toki tambur) dan parede perahu hias oleh masyarakat kampung Demoikisi, selanjutnya mereka diarak mennggelingi kampung yang berbatuan krikil itu.

Ketua panitia pelaksana wisata rohani Jemaat Eben Haezer, Kampung Demokisi, Yan Ortumelena menuturkan, “Wisata rohani yang digelar ini, lebih kepada saling mengenal sesama umat ciptaan Tuhan dalam meningkat serta memelihara iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan, juga menjalin tali persaudaraan sesama anak-anak Tuhan.

Ia melanjutkan, “Kunjungan melalui wisata rohani yang dilakukan oleh pemuda Jemaat Nasareth, Kampung Pulau Pasi ini. Merupakan kunjungan balasan, ketika tahun 2013 lalu tepatnya tanggal 17 hingga 23 Juli 2013 itu, “Kami (pemuda)  dari Jemaat GKI Eben Haezer, Kampung Demokisi melakukan kunjungan wisata ke jemaat atau kampung mereka itu.

Ia menjelaskan, “Kegiatan ini akan berlansung selama lima hari dengan berbagai kegiatan dan materi yang berkaitan dengan sejarah geraja GKI di Tanah Papua, bakti sosoial, tour wisata rohani dan Cerdas cermat Alkitab (CCA)”.

Semantara itu Ketua Panitia tim wisata rohani Jemaat Nasareth, Kampung Pulau Pasi Menase Ronsumbre mengatakan, “kami sangat senang dan berbahagia  bisa dapat berjumpa dengan umat tuhan di kampung Demoikisi ini. Setelah dua tahun lamanya, baru kami dapat berjumpa. Ini merupakan rencana dan maksud tuhan dari kegiatan ini. Pungkasnya.

(RIC). 

   
 

           





   




Feri Kareth: Undang-Undang OTSUS Papua, Perlu Diamendemenkan.

Akdemisi Uncen, Feri Kareth.(Icahd/foto).
Jayapura (SP)- Mantan Ketua KPU Papua dan akademisi Uncen Feri Kareth mengapresiasi niat pemuda dalam mengelar diskusi panel terkait pemilukada Papua di sembilan Kabupaten yang serentak dilansung pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang di Papua.

Hal itu disampikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan diskusi panel dengan tema peran pemuda dalam merespon pemilukada di Papua, di Auditorium Uncen.

Feri Kareth, Usai kegiatan kepada SULUH PAPUA, Jumat (3/07/2015) menuturkan, “Forum atau kegiatan yang dilakukan seperti ini, semestinya dan penting dihadiri oleh, akademisi, LSM, MRP, DPR-P bahkan Pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sehingga apa yang menjadi pergumulan pemuda di Papua terkait calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah ditingkat Kabupaten dan Kota khusus orang asli Papua itu dapat didengar untuk ditindaklanjuti.   

Ia melanjutkan, “Pergumulan pemuda Papua, ini, menjadi pintu masuk dan jembatan bagi MRP, DPR-P dan Pemerintah Papua. Untuk menyampaikan kepada Pemerintah Pusat, guna mengamandemenkan UU Otsus Papua tahun 2001, khusus pada pasal yang menyebutkan Gubernur dan Wakil Gebernur orang asli Papua itu sudah pasti dan ditambah nomenklatur baru yakni, calon Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota itu juga khusus orang asli Papua.

Disingung terkait apakah masih ada kesempatan untuk UU OTSUS tahun 2001 masih dapat diamandemenkan, “Ia mengatakan, “OTSUS Papua tahun 2001 itu ada, berdasarkan sebuah tawar-menawar antara Papua dan Jakarta. Dan juga UU Otsus bukan kitab suci yang tidak bisa diubah, karena UU itu dibuat oleh manusia. Pungkasnya.  

(RIC).
   




   





  




Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...