![]() |
Solidaritas wartawan menuntut premanisme Bupati Biak Numfor.(Icahd/foto). |
Jayapura
(SP)- Puluhan wartawan dari berbagai media baik cetak maupun elektronik di Kota Jayapura. Turun jalan
menuntut Premanisme yang dilakukan
oleh bupati Biak Numfor Thomas Ondi terhadap wartawan surat kabar harian Cenderawasih Pos (Cepos) Viktor
Palembangan, Sabtu 9 Mei 2105 lalu di Biak.
Aksi
Solidaritas puluhan wartawan terhadap premanisme Bupati Biak Numfor itu,
dilakukan dengan cara longmas mengelilingi taman budaya Imbi Kota Jayapura
sambil berorasi dan meneteng pamplet yang menuliskan. “Polda Papua harus proses
hukum terhadap Bupati Biak Numfor. Pejabat bertangan bestu harus disingkirkan
dari tanah Papua. Mansar Bupati mamo rasine awer boy mambe mesri be iwara. Kami
wartawan anak Biak merasa malu dengan tindakan premanisme mansar Bupati Ondi. Kalua
bukan mambri jangan jadi Bupati Biak Numfor. Save jurnalis Papua. Kami minta
Bupati Biak diadili. Bah mansar jangan ko pake sistim napi bungkus dan Stop
kekerasan terhadap pers.
Ketua
AJI Kota Jayapura Viktor Mambor, seusai aksi kepada Wartawan, Senin
(11/05/2015) menuturkan, “Pihakya (AJI) mendukung upaya hukum yang telah
dilakukan oleh Cepos dengan membuat laporan polisi di Polres Kabupaten Biak
Numfor itu.
Ia
menilai, “Pejabat publik harus menjadi panutan dan pemberi contoh yang baik,
“Bukan mengunakan kekerasan atau premanisme. Apalagi berupa kekerasan
fisik. Karena itu, kita harus tuntaskan
ini sampai selesai. Sebab bagi kita itu kekerasan, intimidasi dan menghalangi
kerja jurnalis. Masalah ini akan diteruskan ke Dewan Pers di Jakarta. Dan
Proses hukum dikepolisian terus berjalan, karena ini kriminal murni.
Disingung
terkait lembaga atau organisasi pers dalam mengawal proses ini, Ia menuturkan,
“Secara solidaritas sesama wartawan rekan-rekan wartawan sudah lakukan.
Sehingga proses selanjutnya, kami (AJI) tentunya PWI ini murapakan mandat kita
bersama untuk mengawalnya hingga ke proses pidana.
Namun
dari semuanya itu dan hingga terjadi kekerasan terhadap wartawan cepos di biak.
Itu murni karena pemberitaan. Pungkasnya.
(RIC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar