![]() |
Wartawan diperika Pampanpres di Lapas Abepura.(icahd/foto). |
Jayapura
(SP)- Sejumlah
wartawan kecewa karena dibatasi oleh petugas jaga dan protokoler kepresidenan saat melaksanakan tugas peliputan kunjungan
Presiden RI Ir.H.Joko Widodo (Jokowi) di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA, Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (09/05/2015) itu.
Alberth, kontributor Trans Tv kepada SULUH PAPUA mengatakan,
“Saya dilarang masuk oleh petugas jaga dengan alasan wartawan dibatasi karena
ruangannya kecil,
Albert mengakui, dengan dibatasinya wartawan untuk melakukan peliputan itu Ia tidak mendapatkan hasil yang maksimal saat peliputan yang ditugaskan oleh kantornya.
“Percuma
saja kami buat ID Card. Tapi masuk saja dibatasi”. “kesalnya”.
Sementara
wartawan lainnya yakni, Nola Kobe, reporter dari TVRI siaran lokal Papua,
bersama kameramennya Budi, menuturkan, “Masa kita dilarang masuk?. Padahal kita
ingin back up berita lokal Papua”.
Senada yang sama juga disampaikan oleh Lita wartawan media
online nasional menjelaskan, “Saya harus berhimpitan dengan belasan wartawan lain
untuk mencoba masuk ke Lapas. Tetapi tidak bisa. Karena kata petugas jaga
wartawan dibatasi”.
Lita menyesalkan perlakuan diskriminasi itu, karena wartawan
tertentu bisa diizinkan masuk tetapi wartawan lainnya dilarang. Padahal momen itu
merupakan momen yang penting. Karena baru pertama kali seorang presiden masuk
ke dalam Lapas Abepura.
"Saya dapat info, dari pengacara lima orang tapol yang diberikan grasi bahwa Presiden Jokowi meminta agar semua wartawan masuk. Tapi rupanya penjaga pintu tidak berikan izin," Jelas Lita.
Pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lapas Abepura untuk berikan grasi kepada lima tapol, Sabtu sore, sejumlah wartawan asing dan perwakilan wartawan lokal serta nasional mendapatkan akses masuk. Sementara sejumlah wartawan media lokal dan nasional lainnya tidak diberikan izin. “kata Lita”.
Selain itu, kontributor Metro Tv di Papua Ricardo Hutahaean
menuturkan, “Ada wartawan yang bisa masuk hanya pakai kaos oblong dan sendal
jepit. Ini jadi aneh, terkesan pilih kasih dan diskriminasi.
Ia menghapakan, “Ini menjadi perhatian bagi protokoler kepresidenan
dan petugas jaga lainnya di Papua. Agar nantinya saat kunjungan Presiden Jokowi
berikutnya ke Papua, bisa memberikan ruang kepada wartawan untuk menjalankan
tugas peliputannya.
Sementara itu, Kalapas
Abepura Bagus Kurniawan yang dikonfirmasi terkait wartawan yang dibatasi
saat peliputan di Lapas Abepura itu. Ia mengatakan, Pihaknya tidak membatasi
atau melarang wartawan untuk meliput dalam pemberian grasi itu. Namun
seluruh kegiatan di Lapas Abepura saat Presiden memberikan grasi, semuanya diatur
oleh protokoler kepresidenan. “Katanya”.
(RIC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar