Sabtu, 21 Maret 2015

Komisi III DPR-RI, Kagumi Ruang Tahanan Korupsi Lapas Abepura.

 Anggota DPR-RI Komisi III John Azis. (icahd/foto). 

Jayapura (SP)- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Terkagum dan mengagumi ruang tahanan Korupsi yang disediakan, untuk tahanan Korupsi pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1A Abepura. Pantuan SULUH PAPUA, Kamis (19/03/2015).  

Salah satu anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi GOLKAR John Azis, kepada SULUH PAPUA mengatakan, “Kunjungan Anggota DPR-RI itu, lebih kepada menindaklanjuti pengaduan-pengaduan yang masuk di DPR-RI”.  

 “Dari kunjungan beberapa Rutan dan Lapas di Indonesia, Lapas Abepura ini menjadi salah satu dari sekiannya banyak Lapas di Indonesia, masuk dalam kategori Lapas cukup baik”. “katanya”.

Mengapa, bukan dilihat dari tatanan ruangannya, melainkan taman-tamannya tampak terawat dengan baik, ruangan tahanan korupsi dan ruangan kliniknya juga tidak kalah baiknya”. “Jelasnya”.

Sehingga, dari apa yang dibuat oleh Lapas Abepura ini, biarlah menjadi semangat bagi Lapas-lapas di wilayah hukum Indonesia, agar mengikuti apa yang telah dibuat oleh Lapas Abepura ini. Pungkasnya.
(RIC).     

   
     
    

 



Demi Keadilan Sosial, GMKI Dukung Smelter Dibangun Di Papua.


Jayapura (SP)- Kewajiban pembangunan smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang) bagi perusahan yang bergerak pada bidang pertambangan mineral dan batu bara sebaiknya dibangun di wilayah atau areal yang dekat pada suatu lokasi tambang dari suatu perusahan itu sendiri.

Ketua Umum GMKI Ayub Manuel Pongrekun kepada Wartawan mengatakan, “Kewajiban pembangunan smelter PT. Freeport Indonesia, sebaiknya dan sepantasnya berada di Papua yang merupakan lokasi/site tambang utama dari PT Freeport Indonesia”.  

Pembangunan smelter di Papua disamping semata-mata pemenuhan kewajiban peraturan perundang-undangan, juga merupakan cara dari pemenuhan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “katanya”.

Wacana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di luar Papua merupakan upaya pengalihan terhadap pemenuhan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia. Sehingga GMKI menilai hal ini semata-mata didorong oleh logika profit/keuntungan bisnis. “tuturnya lagi”.

Alasan PT Freeport Indonesia yang lebih memilih Gresik ketimbang Papua dalam pembangunan smelter dengan alasan-alasan ekonomis dan keuntungan perusahaan semata-mata juga merupakan upaya pengingkaran terhadap keuntungan –keuntungan yang diperoleh PT Freeport Indonesia sejak tahun 1967 dalam mengeruk “harta kekayaan “ bumi Papua. Jelasnya.

Ia membandingkan, pemasukan PT Freeport Indonesia di tahun 2008 saja yang sampai menyentuh angka us$ 3.700 juta dan keuntungan bersih sebesar US$ 1.500 juta namun diminta membangun smelter ditempat dimana dia dapat mengeruk keuntungan sebesar itu justru mengelak dengan berbagai alasan yang lagi-lagi berujung pada logika bisnis/keuntungan semata yang jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan keuntungan yang diperoleh.

Jika dilakukan pembangunan smelter di luiar papua, maka hal ini menunjukkan, Bahwa mengingkari keadilan sosial dalam pembangunan Nasional Republik Indonesia terutama kawasan Indonesia Timur. PT Freeport Indonesia tidak serius dalam membangun Papua setelah melakukan eksplorasi tambang emas di timika. Seharusnya PT Freeport Indonesia bisa membangun smelter di Papua semenjak disahkannya UU minerba tahun 2009, tetapi tidak dilakukan. Hal ini menunjukkan ketidak seriusan PT Freeport Indonesia dalam membangun papua. Jika membangun smelter di gresik oleh PT Freeport Indonesia, maka semakin meningkatkan kesenjangan sosial antar Jawa dan luar jawa.

Dengan itu, PP GMKI Masa bakti 2014-2016 menyatakan, mendukung penuh keberadaan smelter di papua sebagai manifestasi keadilan sosial dalam perspektif pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah timur Indonesia. PT Freeport Indonesia ikut bertanggungjawab mengembangkan Papua, sebagai kawasan yang telah dieksploitasi perusahaan selama 48 tahun. Menyesalkan ketidakseriusan pemerintah dalam hal pembangunan smelter sebagai mandate dari undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang minerba. Faktanya, di daerah-daerah yang berpotensi membangun smelter ternyata tidak ditopang oleh infrastruktur yang memadai seperti sumber listrik dan jalan.

Meminta kedua belah pihak baik pemerintah maupun perusahaan, dalam hal pembangunan smelter di Papua harus menjadi syarat utama yang harus dipenuhi oleh PT Freeport inmdonesia dalam memorandum of Understanding(MOU) yang akan ditandatangani pada 25 juli 2015.

Sehingga, GMKI menyerukan kepada peserta Kongres XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia untuk mendukung pembangunan smelter di Papua. Pungkasnya.
(RIC). 
   


Mutiara Hitam Taklukan Team Asal India 3:1.

 Selebrasi Boas dan Robertino usai mencetak  Gol. (icahd/foto). 
Jayapura (SP)- Tim berjuluk Mutiara Hitam Persipura Jayapura kembali menunjukan kelas selaku team dari Indoensia asal Papua, menaklukan Team asal India JSW Bengaluru FC dengan skor 3:1 di Stadion kebagaan masyarakat Papua, Kota Jayapura Mandala Selasa, 10/03/2015.

Walaupun pertandingan yang berlansung, tidak disaksikan oleh ribuan pasang mata yang menyaksikan lansung pertandingan AFC 2015 itu, namun tidak mengurangi semangat anak-anak Persipura untuk memenangi pertandingan itu.  

Dalam pertandingan yang berlansung skuad Tim Persipura menurunkan pemain, Dedesulaiman (GK), Richardo Salampesi (DF), Dominggus Fakdawer (DF), Ruben Sanadi (MF), Gerald Pangkali (MF), Imanuel Wanggai (MF), Robertino Gabriel Pugliara (MF), Nelson Alom, Boaz Salossa (FW) dan Ian Luis Kabes (FW) dan Lancine Kone. 

Pertandingan yang berlansung, dibawah guyur hujan, namun tidak menurunkan niat para permain kedua tim dalam bermain bola dengan saling bergatian menyerang gawang masing-masing.

Disaat kedua tim saling menyarang, pelangan ringanpun tidak dihindarkan, sehingga membuat tim asal India itu, melangar keras Boas Salossa di luar garis kotak 16, wasitpun memberikan freekick atau tendangan bebas untuk Persipura. 

Ian Luis Kabes, bertindak untuk mengeksekusi bola mati, dan bola yang dieksekusi  Ian itu dengan mulusnya masuk di arah kanan atas gawang yang dijaga oleh Lalthuammawia Ralte penjaga gawang dari tim JSW Bengaluru FC membuat Persipura ungul 1:0 di menit ke 4 babak pertama berlansung.  

Memasuki menit 22, akselerasi Boas Salossa dalam mengiring bola dari sisi kiri lapangan dengan melewati beberapa pemain belakang lawan hingga memasuki kotak finalti, Boas tindak menendang bola ke arah gawang,   namun memplesing bola ke arah Robertino, dan dengan dinginnya bola itu diheding oleh Robertino, sehingga membuat skor berubah menjadi 2:0 hingga paruh pertama berakhir.

Memasuki paruh kedua, Rebertino kembali mencatatkan namanya di papan skor dengan berhasil mencentak gol keduanya yang membawa persipura unggul 3:0, berawal dari asis Ian Luis Kabes yang mengumpang bola di depan gawang lawan, sehingga disambar keras lansung oleh Rebertino.  

Usai unggul 3:0, tempo permainan persipura mulai kendor, membuat pemain lawan dengan leluasa memainkan bola hingga berhasil menjebul gawang Persipura yang dijaga oleh Dedesulaiman, membuat hasil pertanding berubah menjadi 3:1.

Pelatih JSW Bengaluru FC Ashley Westeood kepada Wartawan mengatakan, “kekakalahan timnya disebabkan oleh beberapa pemain terbaiknya tidak bermain, karena sedang memperkuat Timnas India. Pungkasnya. 
(RIC). 



Dance Marisan: Wacana Pembangunan Sekretariat GMKI Sentani, BPC Baru Harus Mengawalnya.

 Korwil XII Papua-Papua Barat, Dance Marisan, S.Th. (icahd/foto). 
 Jayapura (SP)- Kordinator Wilayah (Korwil-GMKI) XII Papua dan Papua Barat selaku perpanjangan tangan dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Pusat di daerah memberikan apresit atas direncanakannnya satu bagunan sekeretariat baru di Papua, untuk BPC.GMKI Sentani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura.   
Korwil XII Papua dan Papua Barat, Dance Marisan, S.Th kepada SULUH PAPUA, Senin (16/03/2015 mengatakan, “Wacana akan dibangunnya sekeretariat GMKI Sentani itu, tidak terlepas dari kepedulian dan pembinaan terhadap Organisasi Kepemudaan (OKP), terlebih kususus kepada GMKI yang merupakan organisasi pergerakan dan pengkaderan tempat berkencimpungnya mahasiswa-mahasiswa Kristen berbasis Nasional yang ada di wilayah Papua dan Papua Barat.  
“Kami selaku pengurus Pusat GMKI, anggota dan senior memeberikan apresit kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura yang akan membangun satu unit sekretariat baru bagi BPC. GMKI Sentani”. “katanya”.  
“Kemarinkan sudah Konfrensi Cabang (Konfercab), sudah ada pengurus cabang GMKI Sentani yang baru, tinggal teman-teman BPC.GMKI Sentani yang mengawal proses itu, karena selain di sampaikan oleh Bupati Kabupaten Jayapura Matius Awoitou terkait akan dibangunnya sekeretariat baru, itu juga menjadi hasil dari keputusan Kofercab V GMKI cabang Sentani masa bakti 2015-2017”. “tegasnya”.   
Ketika sekeretariat itu, menjadi pergumulan dan  impian selama ini bagi teman-teman BPC. GMKI Sentani, “Tentunya harus dikawal dengan membantu mencari atau menyediakan lokasi (tanah), sehingga mudah untuk dibangun. Dan yang lebih penting dari itu, usai dibangun dibuat juga sertifikat pemilki atas nama BPC.GMKI Sentani. Pungkasnya. 
(RIC). 


Jumat, 13 Maret 2015

Martinus Torip: Black Brothers Murni Seni, Bukan Politik.

Mangamen Black Brothers. (Icahd/foto). 
Jayapura (SP) - Setelah tiga puluh delapan tahun menghilang dan Black Brothers sudah tampil di dua kabupaten di papua yakni Kabupaten Boven Digoel 2014 dan Kota Jayapura 7 Maret 2015.

Itu merupakan catatan sejarah baru bagi Papua, sebab tidak mudah mendatangkan band legendaris asal Papua Black Brothers ke Indonesia, apalagi tampil di Papua yang sejak tahun 1970-an menghilang.
Manajer Black Brothers Martinus Torip, S.Sos, kepada SULUH PAPUA, Kamis (12/03/2015) mengatakan, dengan menjadi manager Black Brothers maupun bersama manajemen yang bekerja, pihaknya tidak ada tendensi untuk mengambil keutungan dari Black Brothers.

Ia begitu antusias dan semangat ketika dipercayakan sebagai manajer karena kecintaannya band asal Papua itu. Selain itu, karya-karya Black Brothers dengan alunan-alunan musik, syair-syair lagu yang bercerita tentang alam serta kehidupan orang Papua, membuat dia tertarik.

“Itu murni seni, bukan politik,” katanya dalam konferensi pers, Kamis siang.

“Motivasi dan semangat kami mengahadirkan Black Brothers murni untuk mengibur masyarakat Papua dan pecinta Black Brothers di seluruh tanah Papua dan Papua Barat, juga sebagai motivasi bagi anak-anak muda Papua yang mencintai seni, secara khusus di bidang Musik,” tegasnya. 


Minggu, 08 Maret 2015

Masyarakat Kota Jayapura Apresit, Black Brothers Personil Baru.


Black Brothers saat Konser. (icahd/foto). 
Jayapura(SP)- Masyarakat Kota Jayapura mengucapkan terima dan apresit kepada Pemerintah Daerah Kota Jayapura, secara khusus Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano yang bisa menghadirkan Black Brothers untuk kembali melantonkan tembang-tembang histnya mereka sejak 38 Tahun lalu menghilang.    


Dalam menghibur masyarakat Kota Jayapura, Group legendaris dan tertua di Papua itu melantonkan beberapa lagu hist mereka yakni, Kumbelo, Jayapura Di Waktu Malam, Jayapura Ku, Persipura, Music Sederhana, Irian Jaya Kau Ku Puja (Papua), Oh Sonya,  Sajojo 1, Sajojo 2, Balada Dua Remaja, Bertemu Takan Berpisah, Hilang, Terjalin Kembali, Tiada Senyum Di Akhir Senja, Ino Mote Ngori, Derita Tiada Akhir, Gadis Di Lembah Sunyi, Hari Kiamat, Seorang Gadis Pramuria, Apuse, Keroncong kenangan, Perambo-perambo.    

Manager Black Brothers, Martinus Torip, S.Sos usai kegiatan kepada SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015) mengatakan, “Kehadiran Black Brothers dalam meghibur masyarakat Kota Jayapura melalui momentum Hut Kota Jayapura Ke-105 ini, merupakan suatu sejarah baru karena sudah 38 tahun  Black Brothers menghilang dan akhirnya kembali di tahun 2015 di Papua, Kota Jayapura dengan membentuk personil Black Brothers yang baru”. 
“Selain menghibur masyarakat Kota Jayapura, juga sebagai motifasi penerus bagi seninan musik anak-anak Papua, untuk melanjutkan karya-karya Black Brothers atau bahkan menghadirkan Black Brothers- Black Brothers baru”. “ajaknya”.   

Sehingga dalam memainkan lantunan musik khas Black Brothers, ia selaku manager mengkolaborasikan beberapa orang untuk mengantikan pemain-pemain Black Brothers yang telah berpulang ke bapa di surga yakni, Vokalis-Rithim Guitar Hengi MS (Alm) dan Dramer Agabus Rumaropen (Alm), demi menghibur masyarakat Papua, di Kota Jayapura. “katanya”.      
“Inilah personil baru Black Brothers sejak 38 tahun lalu yakni, Vokalis Sandi Bethai,  Kybord (1) Yogi Patipulu, Draumer John Keif,  Lit-Melodi Guitar Pilatus Karicuw, Bass Guitar Teri Bethai, Saxsavon Angki, Tronpet Iskandar, Tronton Cerry Anvron dan Kybord (2) Maikel”. Pungkasnya.  
(RIC).  







 

   




BTM: Kota Jayapura Belum Mempunyai Panggung, Menampung Ribuan Orang.

Black Brothers dan Mitha Talahatu, Ribuan Orang Menonton (icahd/foto). 
Jayapura (SP)- Hut Kota Jayapura Ke-105 yang dikemas dalam acara rakyat di Taman Imbi dengan mendatangkan Band Legendaris Asal Papua Black Brothers dan penyanyi singers asal Maluku Mitha Tahalatu itu, tidak dapat menampung ribuan warga Kota Jayapura yang memamadati Pusat Kota itu. Pantuan SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015).

Panggung utama dihadapkan ke-arah laut Kantor DPRP-Papua, tepatnya didepan Kantor Kesenian Papua. 

Pergelaran acara rakyat Hut Kota Jayapura Ke-105 itu, mulai sekitar Pukul 07:00 malam hingga Pukul 12:00 Malam. 

Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano, dalam sambutan pembukanya mengatakan, “Tidak mudah mendatangkan Band Legendaris Asal Papua Black Brothers. Untuk tampil kembali di Papua, sejak Tahun 70an menghilang, dan di Hut Kota Jayapura Ke-105 Tahun 2015 ini, merupakan catatan sejarah baru, dari 38 Tahun menghilang, barulah Black Brothers dapat tampil kembali di Papua, di Kota Jayapura, demi menghibur warga Kota Jayapura melalui alunan-alunan musik dan syair-syair lagu mereka yang bercerita tentang alam serta kehidupan orang Papua”.        

“Kami selaku Pemerintah Daerah Kota Jayapura, meminta permohonan maaf dari warga Kota Jayapura, karena Kota Jayapura belum mempunyai panggung yang dapat menampung ribuan warga Kota Jayapura itu”. “katanya”.   

Walaupun posisi panggung ke arah laut Kantor DPRP-Papua, namun penonton yang berada di sebelah kiri panggung arah GL-Air dan penonton yang berada di  sebelah kanan panggung arah jembatan Ovortom dapat melihat Black Brothers dan Mitha Tahalatu secara jelas dengan bantuan dua layar digital raksasa.  

Usai melihat dan mendengar secara lansung, Black Brothers dan Mitha Tahalatu menyanyikan lagu hist-hits mereka. Warga Kota Jayapura yang hadir pada malam itu, kembali ke rumah masing-masing dengan wajah ceria, senyum, senang dan bergembira, karena kerinduan mereka akan kehadiran Black Brothers dan Mitha Tahalatu itu mampu mengobati kerinduan mereka selama ini. Pungkasnya.  
(RIC). 
    




Mitha Talahatu, Membuat Galau Warga Kota Jayapura.

 Mitha Talahatu Penyanyi Singers asal Maluku,.(icahd/foto).

Jayapura (SP)- Mitha Talahatu penyanyi singers asal Maluku yang hits dengan beberapa tembang melonya itu, akhirnya mampu mengalaukan Warga Kota Jayapura dalam acara syukuran rakyat, Hut Kota Jayapura Ke-105 di Taman Imbi, Kota Jayapura, Papua itu. Pantuan SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015) Malam. 

Mitha Talahatu dalam penyampaiaannya lansung di depan ribuan (fans) Warga Kota Jayapura menyampaikan “Dirinya tidak menyangka tembang-tembang hitsnya dapat diterima oleh masyarakat Papua, dan lebih bahagianya lagi, ia mendengar di Papua ada slongan yang mengatakan, “hanya Mitha yang mengerti hati dari laki-laki Papua”. “katanya”. 
   
Dalam penampilannya itu, ia diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu Aku Papua sebagai lagu pembuka sebelum menyanyikan lagu hitsnya itu.

Usai menyanyikan lagu pembuka itu, selanjutnya Mitha mengalaukan semua Warga Kota Jayapura yang menontonnya itu dengan lagu-lagu hitsnya yakni, Hilang, Atur Jua, Beta Seng Marah, Maafkanlah dan Sayang.  

Ia menjanjikan, akan kembali lagi untuk menghibur warga (fans) Kota Jayapura dengan tembang-tembang hits terbarunya lagi. “janjinya”.   

Harapnya, Kepada semua pecinta dan pengemar Mitha Talahatu yang hadir dalam menyaksikan dirinya bernyanyi di acara Hut Kota Jayapura Ke-105 di Taman Imbi itu, merupakan mitha-mihta yang asli atau origenal, sehingga ia mengharapkan dalam lauching harmoni-3 album Mitha Talahatu nanti, semua pecinta dan pengemar Mitha Talahatu dapat membeli album Mitha yang asli bukan yang bajakan. “Pesannya”.     
(RIC). 



 


    





Kamis, 05 Maret 2015

Nelayan Keluhkan Penada Ikan Di Demta.


Demta (SP)- Para nelayan di Distrik Demta keluhkan penada ikan yang membeli ikan dengan harga yang merendahkan.

Kepala Kampung Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA Kamis (05/03/2015) mengatakan, “Keberadaan penada ikan di demta sangat merugikan para nelayan, karena penada selalu membeli dengan memainkan harga ikan sesuka mereka”.

Walaupun penada ikan membeli dengan harga yang sangat murah, namun apa boleh buat terpaksa nelayan  harus menjualnya dengan harga yang dimau oleh penada ikan itu. “katanya”.

Ia, mencotohkan seperti, ikan tuna, ikan ekor kuning, ikan cekalang, ikan merah, ikan tengkiri dan ikan bubara itu dibeli dengan harga yang merendahkan nelayan atau mengecewakan nelayan.

Sehingga itu, dirinya selaku Kepala Kampung Demta Kota membuka secara luas kepada pembeli atau penada-penada ikan yang ada di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura untuk datang sebagai penada ikan di Demta, guna membeli ikan dari nelayan dengan harga yang rasional. Pungkasnya.   
(RIC). 
    


 



Taluk Jalan Arah Demta Masih Dalam Tahap Pekerjaan.


Demta (SP)- Jalan raya arah Distrik Demta Kabupaten Jayapura masih dalam  tahapan pekerjaan akibat hujan dan longsor membuat badan jalan itu menjadi rusak.

Pembangunan taluk itu, sebenarnya menjadi proyek pembangunan di tahun 2014 lalu, namun mengapa hingga tahun 2015 ini belum juga diselesaikan pembangunan taluknya, kalau benar-benar mau kerja serius pasti sudah selesai tahun lalu”. 


Hal itu dikatakan kepala kampung  Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA, Kamis (05/03/2015)di Demta.


“Taluk yang dibangun itu, tidak terlalu panjang masa pembangunannya sampai beberapa kali dikerjakan. Kalaupun selesai dikerjakan, taluk itu tidak bertahan lama. Karena hanya menumpang dibadan jalan dan dibawah fandasi taluknya itu kosong atau jurang dibawahnya”. “katanya”.   


Ketika memang, ada niat untuk membangun dan menolong penguna jalan khususnya masyarakat Demta, “Ya, alangkah baiknya taluk itu dipancang sebelum membangunnya”. “sarannya”.


Kerena, hampir semua tanah yang ada disekitar pembangunan taluk itu merupakan tanah tumpangan yang digusur oleh alat berat saat pembangunan jalan Demta. Selain itu, keberadaan dari pembangunan taluk itu tepat berada di bawah tumpahan air terjun, yang sewaktu-waktu akan menumpahkan air lebih besar, sehingga itu penting untuk dipertimbangkan dan beratnya beban kendaraan yang melitas diatas taluk itu. “Jelasnya”.  


Ketika tidak dipancang, tidak memimbangkan beban air terjun, beban berat kendaraan, maka percuma saja taluk itu dibangun. Pungkasnya.  
(RIC).    
 





Belum Punya Ijin, Kapal Pencari Ikan Belum Beroperasi.


Demta (SP)- Kapal pencari ikan yang dibagikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura kepada beberapa distrik diwilayah itu, namun belum dapat dioperasikan karena masih menungu perijinan operasinya dari Makasar untuk kelompok nelayan di Distrik Demta, kampung Demta Kota.     

Kepala Kampung Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA Kamis (05/03/2015) mengatakan, “Kapal pencari ikan ini, didatangkan lansung dari Unjung Pandang kepada kelompok nelayan di Distrik Demta yakni kelompok nelayan Teluk Kamsai kampung Demta Kota oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura”.

“Kapal ini berada di pantai Demta sejak akhir tahun lalu, namun hingga kini belum beropersi, walaupun sudah ada tim yang nantinya mengoperasikan kapal untuk mencari ikan, namun karena perijinan operasinya belum ada sehingga belum beroprasi dan masih berlabu begitu saja di pantai Demta”. 

Bulan Februari lalu, Pemda Kab.Jayapura sudah menyerahkan secara resmi “Bahwa kapal ini merupakan milik dari kelompok Nelayan Teluk Kamsai Kampung Demta Kota, Distrik Demta Kota. “tuturnya”.

Harapnya: Kepada Pemda Kabupaten Jayapura dan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura, agar segera mempercepat proses terkait ijin operasinya. Sehingga kelompok nelayan yang mendapatkan kapal ini, bisa lansung mengoperasikannya, karena ketika tidak dioperasikan sebagai mana-maksudnya “Ya, tentunya sia-sia saja nantinya”. Pungkasnya.     
(RIC). 
     


Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...