![]() |
Ketua Cabang GMKI Jayapura Seblum Libia, meniup lilin tanda kecerian.(Icahd/foto).
|
Jayapura
(SP)- Tiada kata yang indah untuk diucapakan selain ungkapan syukur ketika
sesuatu yang kita rindukan itu terjadi, disaat kita semua tidak mennyakakan hal
itu terjadi. Namun Tuhan Yesus Kristus selaku Sang Kepala Gerakan yang menyatakan
karyanya dengan menambah satu usia kepada GMKI menjadi 65 Tahun di 2015 ini.
“Kata” Pdt. Robert Maran, S.Th saat menyampaikan Firman Tuhan dalam Diesnatalis
GMKI yang Ke-65 Tahun di Halaman Sekretariat BPC. GMKI Jayapura, Senin
09/02/2015 Malam.
Perayaan
Diesnalis GMKI Ke-65 itu, mengambil Tema: “Persaudaraan yang menghidupkan”
(1Raja-raja17:7-24), dengan Sub Tema: “Memperkokoh persekutuan yang
partisipatif untuk membangun keadilan sosial”.
Pdt.
Robert Maran, S.Th dalam renugannya yang termbil dari Nast Alkitab 1 Raja-raja 17:7-24 pada malam
itu mengatakan, “Tema yang dipakai pada Diesnalis GMKI ini, mencerminkan GKMI
harus terlibat lansung ditengah-tengah masyarakat, sehingga terbangun hubungan
yang bersifat partisipatif dengan adanya saling memberi dan menerima dari
setiap kekurangan dan keadaan yang ada pada diri GMKI dan Masyarakat. Sehingga
GMKI harus menjadi corong allah, menjadi suara kenabiaan dan menjadi
perpanjangan tangan Tuhan, bagi keadilan sosial di Indonesia, terlebih di atas
Tanah Papua dan Papua Barat.
“Jikalau
kita melihat kehadiran GMKI ini, dalam konteks iman kristiani GMKI merupakan
pahlawan muda yang dipersiapkan allah, bagi pembangunan bangsa dalam berbagai
bidang pembangunan”. Sehingga itu, dalam melaksanakan seluruh aktifitas
pergerakan organisasi jangan kita lupa untuk selalu “Berdoa”. “katanya”.
Sementara
itu, Pidato Ketua Umum GMKI Ayub Manuel Pongrekun yang dibacakan oleh
Kordinator Wilayah XII Papua-Papua Barat Dance Marisan, S.Th berisikan,
“Nasionalisme, kemiskinan dan perdamain, dimana tiga kata itu merupakam sebuah
gambaran yang menjadi perhatian masyarakat dunia, dan Indonesia pada
khususnya.
Indonesia
yang disatukan oleh Pancasila merupakan sebuah rangkain penyatuan entitas,
suku. ras, golongan, agama dalam satu tujuan berbangsa. Oleh karenanya, sudah
menjadi tugas GMKI yang ikut serta mendirikan Indonesia, untuk menjaga Pancasila
sebagai rumah bersama. Dan Nasionalisme yang menjadi salah satu nilai dari
GMKI, harus terus diperjuangakan dalam segala bentuk aktifitas civitas
GMKI.
Kemiskinan
yang menyebabkan ketimpangan sosial, merupakan musuh bersama kita. Dengan
melihat Negara sebagai pelaku dan pemilik kekuasaan itu sendiri, sehingga dalam upaya mengurangi kemiskinan
itu. Kader-kader GMKI yang ada ditingkatan Eksekutif dan Legislatif, memilik
peran strategis untuk membantu proses penanganan kemiskinan dimana kader itu berada.
Selain
itu, pesan mewakili senior Frend/senior members GMKI Drs. Elly Louaptty, MM
mengatakan “Melaui momen Diesnatalis ini, mari kita mengintropeksi diri dalam
melihat hal-hal yang dapat memberikan nilai tambah dalam mengurangi kemiskinan
itu sendiri. Ketika, kita melihat hampir senior-senior GMKI, juga berperan
aktif dalam dunia intelektual atau menjadi dosen diperguruan tinggi di Papua.
Ini bagian lain yang dapat mengurangi kemiskinan, dengan memberikan khursus
kepada siswa-sissa SMA dalam bentuk khursus Bahasa Inggris, Mate-matika dan
ilmu pengetahuan alam (MIPA), karena itu merupakan tanggungjawab moral
GMKI.
“Mengapa
ini penting untuk dilakukan, karena setiap testing-testing studi luar Negeri
yang dibiayai oleh pemerintah daerah, selalu banyak yang jatuh ketika memasuki
testing bahasa inggis, Mate-matika dan IPA. Karena ini, berbanding lurus dengan
pidato Ketua umum GMKI itu”. “katanya”.
Selaku,
senior, ia berharap GMKI harus bangkit dan menjadi gerakan yang kritis, pemberi
solusi, peka terhadap masalah-masalah yang terjadi tengah-tengah medan pelayan
GMKI yakni, Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
Disamping
itu juga, Momen Diesnatalis Ke-65, GMKI harus memberi sumbangan kritis dan positif
bagi kemajuan gereja dan kemajuan Pembagunan di Provinsi Papua. Supaya umat
atau masyarakat merasakan manfaat dari keberadaan GMKI. Sehingga
GMKI, sebagai wadah mahasiswa kristen harus cerdas dalam
membuat konsep-konsep yang positif, GMKI juga harus dalam posisi netral,
seperti kehadiran gereja dimuka bumi ini, untuk kepentingan demi
kemanusiaan.
“Ia
berharap GMKI tetap dalam konsistensinya. “agar semua menjadi satu, sehingga
melalui Diesnalis Ke-65, ini saya juga mau tambahkan “UT OMNES UNUM SINT-KOGITO
ER DUSUP”, “agar semuanya menjadi satu, supaya dunia percaya, engkaulah yang
mengutus aku. Ini tugas pangilan sesuai muka dima angaran dasar (AD) GMKI.
Pungkasnya.
(RIC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar