Jumat, 13 Maret 2015

Martinus Torip: Black Brothers Murni Seni, Bukan Politik.

Mangamen Black Brothers. (Icahd/foto). 
Jayapura (SP) - Setelah tiga puluh delapan tahun menghilang dan Black Brothers sudah tampil di dua kabupaten di papua yakni Kabupaten Boven Digoel 2014 dan Kota Jayapura 7 Maret 2015.

Itu merupakan catatan sejarah baru bagi Papua, sebab tidak mudah mendatangkan band legendaris asal Papua Black Brothers ke Indonesia, apalagi tampil di Papua yang sejak tahun 1970-an menghilang.
Manajer Black Brothers Martinus Torip, S.Sos, kepada SULUH PAPUA, Kamis (12/03/2015) mengatakan, dengan menjadi manager Black Brothers maupun bersama manajemen yang bekerja, pihaknya tidak ada tendensi untuk mengambil keutungan dari Black Brothers.

Ia begitu antusias dan semangat ketika dipercayakan sebagai manajer karena kecintaannya band asal Papua itu. Selain itu, karya-karya Black Brothers dengan alunan-alunan musik, syair-syair lagu yang bercerita tentang alam serta kehidupan orang Papua, membuat dia tertarik.

“Itu murni seni, bukan politik,” katanya dalam konferensi pers, Kamis siang.

“Motivasi dan semangat kami mengahadirkan Black Brothers murni untuk mengibur masyarakat Papua dan pecinta Black Brothers di seluruh tanah Papua dan Papua Barat, juga sebagai motivasi bagi anak-anak muda Papua yang mencintai seni, secara khusus di bidang Musik,” tegasnya. 


Minggu, 08 Maret 2015

Masyarakat Kota Jayapura Apresit, Black Brothers Personil Baru.


Black Brothers saat Konser. (icahd/foto). 
Jayapura(SP)- Masyarakat Kota Jayapura mengucapkan terima dan apresit kepada Pemerintah Daerah Kota Jayapura, secara khusus Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano yang bisa menghadirkan Black Brothers untuk kembali melantonkan tembang-tembang histnya mereka sejak 38 Tahun lalu menghilang.    


Dalam menghibur masyarakat Kota Jayapura, Group legendaris dan tertua di Papua itu melantonkan beberapa lagu hist mereka yakni, Kumbelo, Jayapura Di Waktu Malam, Jayapura Ku, Persipura, Music Sederhana, Irian Jaya Kau Ku Puja (Papua), Oh Sonya,  Sajojo 1, Sajojo 2, Balada Dua Remaja, Bertemu Takan Berpisah, Hilang, Terjalin Kembali, Tiada Senyum Di Akhir Senja, Ino Mote Ngori, Derita Tiada Akhir, Gadis Di Lembah Sunyi, Hari Kiamat, Seorang Gadis Pramuria, Apuse, Keroncong kenangan, Perambo-perambo.    

Manager Black Brothers, Martinus Torip, S.Sos usai kegiatan kepada SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015) mengatakan, “Kehadiran Black Brothers dalam meghibur masyarakat Kota Jayapura melalui momentum Hut Kota Jayapura Ke-105 ini, merupakan suatu sejarah baru karena sudah 38 tahun  Black Brothers menghilang dan akhirnya kembali di tahun 2015 di Papua, Kota Jayapura dengan membentuk personil Black Brothers yang baru”. 
“Selain menghibur masyarakat Kota Jayapura, juga sebagai motifasi penerus bagi seninan musik anak-anak Papua, untuk melanjutkan karya-karya Black Brothers atau bahkan menghadirkan Black Brothers- Black Brothers baru”. “ajaknya”.   

Sehingga dalam memainkan lantunan musik khas Black Brothers, ia selaku manager mengkolaborasikan beberapa orang untuk mengantikan pemain-pemain Black Brothers yang telah berpulang ke bapa di surga yakni, Vokalis-Rithim Guitar Hengi MS (Alm) dan Dramer Agabus Rumaropen (Alm), demi menghibur masyarakat Papua, di Kota Jayapura. “katanya”.      
“Inilah personil baru Black Brothers sejak 38 tahun lalu yakni, Vokalis Sandi Bethai,  Kybord (1) Yogi Patipulu, Draumer John Keif,  Lit-Melodi Guitar Pilatus Karicuw, Bass Guitar Teri Bethai, Saxsavon Angki, Tronpet Iskandar, Tronton Cerry Anvron dan Kybord (2) Maikel”. Pungkasnya.  
(RIC).  







 

   




BTM: Kota Jayapura Belum Mempunyai Panggung, Menampung Ribuan Orang.

Black Brothers dan Mitha Talahatu, Ribuan Orang Menonton (icahd/foto). 
Jayapura (SP)- Hut Kota Jayapura Ke-105 yang dikemas dalam acara rakyat di Taman Imbi dengan mendatangkan Band Legendaris Asal Papua Black Brothers dan penyanyi singers asal Maluku Mitha Tahalatu itu, tidak dapat menampung ribuan warga Kota Jayapura yang memamadati Pusat Kota itu. Pantuan SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015).

Panggung utama dihadapkan ke-arah laut Kantor DPRP-Papua, tepatnya didepan Kantor Kesenian Papua. 

Pergelaran acara rakyat Hut Kota Jayapura Ke-105 itu, mulai sekitar Pukul 07:00 malam hingga Pukul 12:00 Malam. 

Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano, dalam sambutan pembukanya mengatakan, “Tidak mudah mendatangkan Band Legendaris Asal Papua Black Brothers. Untuk tampil kembali di Papua, sejak Tahun 70an menghilang, dan di Hut Kota Jayapura Ke-105 Tahun 2015 ini, merupakan catatan sejarah baru, dari 38 Tahun menghilang, barulah Black Brothers dapat tampil kembali di Papua, di Kota Jayapura, demi menghibur warga Kota Jayapura melalui alunan-alunan musik dan syair-syair lagu mereka yang bercerita tentang alam serta kehidupan orang Papua”.        

“Kami selaku Pemerintah Daerah Kota Jayapura, meminta permohonan maaf dari warga Kota Jayapura, karena Kota Jayapura belum mempunyai panggung yang dapat menampung ribuan warga Kota Jayapura itu”. “katanya”.   

Walaupun posisi panggung ke arah laut Kantor DPRP-Papua, namun penonton yang berada di sebelah kiri panggung arah GL-Air dan penonton yang berada di  sebelah kanan panggung arah jembatan Ovortom dapat melihat Black Brothers dan Mitha Tahalatu secara jelas dengan bantuan dua layar digital raksasa.  

Usai melihat dan mendengar secara lansung, Black Brothers dan Mitha Tahalatu menyanyikan lagu hist-hits mereka. Warga Kota Jayapura yang hadir pada malam itu, kembali ke rumah masing-masing dengan wajah ceria, senyum, senang dan bergembira, karena kerinduan mereka akan kehadiran Black Brothers dan Mitha Tahalatu itu mampu mengobati kerinduan mereka selama ini. Pungkasnya.  
(RIC). 
    




Mitha Talahatu, Membuat Galau Warga Kota Jayapura.

 Mitha Talahatu Penyanyi Singers asal Maluku,.(icahd/foto).

Jayapura (SP)- Mitha Talahatu penyanyi singers asal Maluku yang hits dengan beberapa tembang melonya itu, akhirnya mampu mengalaukan Warga Kota Jayapura dalam acara syukuran rakyat, Hut Kota Jayapura Ke-105 di Taman Imbi, Kota Jayapura, Papua itu. Pantuan SULUH PAPUA, Sabtu, (07/03/2015) Malam. 

Mitha Talahatu dalam penyampaiaannya lansung di depan ribuan (fans) Warga Kota Jayapura menyampaikan “Dirinya tidak menyangka tembang-tembang hitsnya dapat diterima oleh masyarakat Papua, dan lebih bahagianya lagi, ia mendengar di Papua ada slongan yang mengatakan, “hanya Mitha yang mengerti hati dari laki-laki Papua”. “katanya”. 
   
Dalam penampilannya itu, ia diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu Aku Papua sebagai lagu pembuka sebelum menyanyikan lagu hitsnya itu.

Usai menyanyikan lagu pembuka itu, selanjutnya Mitha mengalaukan semua Warga Kota Jayapura yang menontonnya itu dengan lagu-lagu hitsnya yakni, Hilang, Atur Jua, Beta Seng Marah, Maafkanlah dan Sayang.  

Ia menjanjikan, akan kembali lagi untuk menghibur warga (fans) Kota Jayapura dengan tembang-tembang hits terbarunya lagi. “janjinya”.   

Harapnya, Kepada semua pecinta dan pengemar Mitha Talahatu yang hadir dalam menyaksikan dirinya bernyanyi di acara Hut Kota Jayapura Ke-105 di Taman Imbi itu, merupakan mitha-mihta yang asli atau origenal, sehingga ia mengharapkan dalam lauching harmoni-3 album Mitha Talahatu nanti, semua pecinta dan pengemar Mitha Talahatu dapat membeli album Mitha yang asli bukan yang bajakan. “Pesannya”.     
(RIC). 



 


    





Kamis, 05 Maret 2015

Nelayan Keluhkan Penada Ikan Di Demta.


Demta (SP)- Para nelayan di Distrik Demta keluhkan penada ikan yang membeli ikan dengan harga yang merendahkan.

Kepala Kampung Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA Kamis (05/03/2015) mengatakan, “Keberadaan penada ikan di demta sangat merugikan para nelayan, karena penada selalu membeli dengan memainkan harga ikan sesuka mereka”.

Walaupun penada ikan membeli dengan harga yang sangat murah, namun apa boleh buat terpaksa nelayan  harus menjualnya dengan harga yang dimau oleh penada ikan itu. “katanya”.

Ia, mencotohkan seperti, ikan tuna, ikan ekor kuning, ikan cekalang, ikan merah, ikan tengkiri dan ikan bubara itu dibeli dengan harga yang merendahkan nelayan atau mengecewakan nelayan.

Sehingga itu, dirinya selaku Kepala Kampung Demta Kota membuka secara luas kepada pembeli atau penada-penada ikan yang ada di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura untuk datang sebagai penada ikan di Demta, guna membeli ikan dari nelayan dengan harga yang rasional. Pungkasnya.   
(RIC). 
    


 



Taluk Jalan Arah Demta Masih Dalam Tahap Pekerjaan.


Demta (SP)- Jalan raya arah Distrik Demta Kabupaten Jayapura masih dalam  tahapan pekerjaan akibat hujan dan longsor membuat badan jalan itu menjadi rusak.

Pembangunan taluk itu, sebenarnya menjadi proyek pembangunan di tahun 2014 lalu, namun mengapa hingga tahun 2015 ini belum juga diselesaikan pembangunan taluknya, kalau benar-benar mau kerja serius pasti sudah selesai tahun lalu”. 


Hal itu dikatakan kepala kampung  Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA, Kamis (05/03/2015)di Demta.


“Taluk yang dibangun itu, tidak terlalu panjang masa pembangunannya sampai beberapa kali dikerjakan. Kalaupun selesai dikerjakan, taluk itu tidak bertahan lama. Karena hanya menumpang dibadan jalan dan dibawah fandasi taluknya itu kosong atau jurang dibawahnya”. “katanya”.   


Ketika memang, ada niat untuk membangun dan menolong penguna jalan khususnya masyarakat Demta, “Ya, alangkah baiknya taluk itu dipancang sebelum membangunnya”. “sarannya”.


Kerena, hampir semua tanah yang ada disekitar pembangunan taluk itu merupakan tanah tumpangan yang digusur oleh alat berat saat pembangunan jalan Demta. Selain itu, keberadaan dari pembangunan taluk itu tepat berada di bawah tumpahan air terjun, yang sewaktu-waktu akan menumpahkan air lebih besar, sehingga itu penting untuk dipertimbangkan dan beratnya beban kendaraan yang melitas diatas taluk itu. “Jelasnya”.  


Ketika tidak dipancang, tidak memimbangkan beban air terjun, beban berat kendaraan, maka percuma saja taluk itu dibangun. Pungkasnya.  
(RIC).    
 





Belum Punya Ijin, Kapal Pencari Ikan Belum Beroperasi.


Demta (SP)- Kapal pencari ikan yang dibagikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura kepada beberapa distrik diwilayah itu, namun belum dapat dioperasikan karena masih menungu perijinan operasinya dari Makasar untuk kelompok nelayan di Distrik Demta, kampung Demta Kota.     

Kepala Kampung Demta Kota Oktovianus Tiert kepada SULUH PAPUA Kamis (05/03/2015) mengatakan, “Kapal pencari ikan ini, didatangkan lansung dari Unjung Pandang kepada kelompok nelayan di Distrik Demta yakni kelompok nelayan Teluk Kamsai kampung Demta Kota oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura”.

“Kapal ini berada di pantai Demta sejak akhir tahun lalu, namun hingga kini belum beropersi, walaupun sudah ada tim yang nantinya mengoperasikan kapal untuk mencari ikan, namun karena perijinan operasinya belum ada sehingga belum beroprasi dan masih berlabu begitu saja di pantai Demta”. 

Bulan Februari lalu, Pemda Kab.Jayapura sudah menyerahkan secara resmi “Bahwa kapal ini merupakan milik dari kelompok Nelayan Teluk Kamsai Kampung Demta Kota, Distrik Demta Kota. “tuturnya”.

Harapnya: Kepada Pemda Kabupaten Jayapura dan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura, agar segera mempercepat proses terkait ijin operasinya. Sehingga kelompok nelayan yang mendapatkan kapal ini, bisa lansung mengoperasikannya, karena ketika tidak dioperasikan sebagai mana-maksudnya “Ya, tentunya sia-sia saja nantinya”. Pungkasnya.     
(RIC). 
     


Selasa, 10 Februari 2015

GMKI Merupakan Pahlawan Muda Yang Dipersiapkan Allah.

Ketua Cabang GMKI Jayapura Seblum Libia, meniup lilin tanda kecerian.(Icahd/foto). 
Jayapura (SP)- Tiada kata yang indah untuk diucapakan selain ungkapan syukur ketika sesuatu yang kita rindukan itu terjadi, disaat kita semua tidak mennyakakan hal itu terjadi. Namun Tuhan Yesus Kristus selaku Sang Kepala Gerakan yang menyatakan karyanya dengan menambah satu usia kepada GMKI menjadi 65 Tahun di 2015 ini. “Kata” Pdt. Robert Maran, S.Th saat menyampaikan Firman Tuhan dalam Diesnatalis GMKI yang Ke-65 Tahun di Halaman Sekretariat BPC. GMKI Jayapura, Senin 09/02/2015 Malam. 
Perayaan Diesnalis GMKI Ke-65 itu, mengambil Tema: “Persaudaraan yang menghidupkan” (1Raja-raja17:7-24), dengan Sub Tema: “Memperkokoh persekutuan yang partisipatif untuk membangun keadilan sosial”.

Pdt. Robert Maran, S.Th dalam renugannya yang termbil dari  Nast Alkitab 1 Raja-raja 17:7-24 pada malam itu mengatakan, “Tema yang dipakai pada Diesnalis GMKI ini, mencerminkan GKMI harus terlibat lansung ditengah-tengah masyarakat, sehingga terbangun hubungan yang bersifat partisipatif dengan adanya saling memberi dan menerima dari setiap kekurangan dan keadaan yang ada pada diri GMKI dan Masyarakat. Sehingga GMKI harus menjadi corong allah, menjadi suara kenabiaan dan menjadi perpanjangan tangan Tuhan, bagi keadilan sosial di Indonesia, terlebih di atas Tanah Papua dan Papua Barat.     

“Jikalau kita melihat kehadiran GMKI ini, dalam konteks iman kristiani GMKI merupakan pahlawan muda yang dipersiapkan allah, bagi pembangunan bangsa dalam berbagai bidang pembangunan”. Sehingga itu, dalam melaksanakan seluruh aktifitas pergerakan organisasi jangan kita lupa untuk selalu “Berdoa”. “katanya”.

Sementara itu, Pidato Ketua Umum GMKI Ayub Manuel Pongrekun yang dibacakan oleh Kordinator Wilayah XII Papua-Papua Barat Dance Marisan, S.Th berisikan, “Nasionalisme, kemiskinan dan perdamain, dimana tiga kata itu merupakam sebuah gambaran yang menjadi perhatian masyarakat dunia, dan Indonesia pada khususnya. 

Indonesia yang disatukan oleh Pancasila merupakan sebuah rangkain penyatuan entitas, suku. ras, golongan, agama dalam satu tujuan berbangsa. Oleh karenanya, sudah menjadi tugas GMKI yang ikut serta mendirikan Indonesia, untuk menjaga Pancasila sebagai rumah bersama. Dan Nasionalisme yang menjadi salah satu nilai dari GMKI, harus terus diperjuangakan dalam segala bentuk aktifitas civitas GMKI.  

Kemiskinan yang menyebabkan ketimpangan sosial, merupakan musuh bersama kita. Dengan melihat Negara sebagai pelaku dan pemilik kekuasaan itu sendiri,  sehingga dalam upaya mengurangi kemiskinan itu. Kader-kader GMKI yang ada ditingkatan Eksekutif dan Legislatif, memilik peran strategis untuk membantu proses penanganan kemiskinan dimana kader itu berada.  

Selain itu, pesan mewakili senior Frend/senior members GMKI Drs. Elly Louaptty, MM mengatakan “Melaui momen Diesnatalis ini, mari kita mengintropeksi diri dalam melihat hal-hal yang dapat memberikan nilai tambah dalam mengurangi kemiskinan itu sendiri. Ketika, kita melihat hampir senior-senior GMKI, juga berperan aktif dalam dunia intelektual atau menjadi dosen diperguruan tinggi di Papua. Ini bagian lain yang dapat mengurangi kemiskinan, dengan memberikan khursus kepada siswa-sissa SMA dalam bentuk khursus Bahasa Inggris, Mate-matika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA), karena itu merupakan tanggungjawab moral GMKI. 

“Mengapa ini penting untuk dilakukan, karena setiap testing-testing studi luar Negeri yang dibiayai oleh pemerintah daerah, selalu banyak yang jatuh ketika memasuki testing bahasa inggis, Mate-matika dan IPA. Karena ini, berbanding lurus dengan pidato Ketua umum GMKI itu”. “katanya”.       

Selaku, senior, ia berharap GMKI harus bangkit dan menjadi gerakan yang kritis, pemberi solusi, peka terhadap masalah-masalah yang terjadi tengah-tengah medan pelayan GMKI yakni, Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.

Disamping itu juga, Momen Diesnatalis Ke-65, GMKI harus memberi sumbangan kritis dan positif bagi kemajuan gereja dan kemajuan Pembagunan di Provinsi Papua. Supaya umat atau masyarakat merasakan manfaat dari keberadaan GMKI.  Sehingga  GMKI, sebagai wadah mahasiswa kristen harus  cerdas dalam  membuat konsep-konsep yang positif, GMKI juga harus dalam posisi netral, seperti kehadiran gereja dimuka bumi ini, untuk kepentingan demi kemanusiaan.  

“Ia berharap GMKI tetap dalam konsistensinya. “agar semua menjadi satu, sehingga melalui Diesnalis Ke-65, ini saya juga mau tambahkan “UT OMNES UNUM SINT-KOGITO ER DUSUP”, “agar semuanya menjadi satu, supaya dunia percaya, engkaulah yang mengutus aku. Ini tugas pangilan sesuai muka dima angaran dasar (AD) GMKI. Pungkasnya.    
(RIC). 






Jumat, 06 Februari 2015

Masyarakaat Kampung Yaugapsa Megeluhkan Pelayanan Kesehatan.

Anak-anak membutuhakn pelayan kesehatan.(icahd/foto).
Demta (NewS)- Selama ini pemerintah menyampaikan mengenai program yang dapat menolong masyarakaat untuk mencapai tarap hidup yang sehat. Dengan mentiadakan  biaya kesehatan melalui program Jamkesmas yang saya sendiri selaku Kepala kampung bingung untuk cara memiliki itu, ataukah ada aturan-aturan bagi yang benar-benar  punya hak untuk memiliki jaminan kesehatan itu. “kata” Kepala Kampung Yaugapsa Agustinus Usupar  30/03/2012 di Kampung Yaugapsa, Distrik Demta, Kabupaten Jayapura-Papua. 

Untuk sampai di Kampung Yaugapsa dapat mengunakan kendaran, baik mobil maupun motor jaraknya sekitar 2 kilo lebih dari Distrik Demta. Dengan melewati jalan semen hanya sekitar 1 kilo saja, karena sebagiannya masih jalan karang sekitar 1 kilo sampai Kampung Yaugapsa.

Terkait dengan Jamkesmas, “Memang sangat diperlukan masyarakaat kampung untuk kesehatan mereka. Sehingga kami selaku pemerintah kecil dikampung yang dipercayakan masyarakaat, untuk mengecek program ini sudah menayakan kepada Dinas Kesehatan. Namun Dinas kesehatan menyampaikan, “itu bukan kewenangan kami lansung saja ke Askes. Sehingga Program Jamkesmas ini “Sepertinya dong baku tolak begitu”. “katanya”.  
Banyak program yang disampaikan ke kampung, jadi kami hanya mendengar program-program seperti jamkesmas,  jamkesda dan jamkespa trus nanti “muncul jam-jam apa lagi” yang kami tidak tahu Hulunya dimana dan Hilirnya dimana. “urainya”.


Terkait dengan iim medis, kami hanya memiliki bidan yang selama  tugas hanya tinggal di Demta saja. Kami sudah siapkan gedung untuk melayani Ibu hamil dan melahirkan. Sedangkan untuk peyakit yang lain seperti malaria atau luka-luka yang Kkna benda tajam masyarakaat lansung ke Puskesmas Demta. Mengingat pelayanan di Puskesmas Demta, dibuka Pukul 09:00 Pagi sampai Pukul 11:00 siang saja, sehingga kalau ada masyarakat kena musibah lewat dari jam yang ditentukanitu, maka harus mencari suster dan mantri dirumah mereka karena Puskesmas sudah tutup. Pungkasnya.  

Akses Pembangunan Jalan Menuju Kampung Kamdera Terhenti.


Jaran Kampung Kamdera yang berkarang dan bergelombang. (icahd/foto). 
Demta (NewS)- Proyek pembangunan jalan yang dibuat pemerintah Kabupaten Jayapura dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat melalui jalan darat yang kenyataannya masih dikerjakan setengah hati. Dimana hanya melakukan pengusuran-pengusuran dan pembersihan-pembersihan disekitar badan jalan yang meningalkan sisa pohon-pohon besar, batu-batu besar berserakan begitu saja disekitar badan jalan. Pantuan News 29/03/2012 di Kampung Kamdera, Distrik Demta Kabupaten Jayapura-Papua.

Untuk sampai dikampung kamdera bisa melalui jalan darat maupun jalan laut, kami memilih jalan darat dengan mengunakan motor untuk berangkat ke kampung kamdera.  Kami berangakat dari Distrik Demta sekitar pukul 10:00 Pagi dengan jarak tempuh sekitar 8 kilo dari Distrik Demta. Dalam perjalan itu, kami harus melewati jalan karang, walaupun sebagiannya telah di Aspal namun panjangnya sekitar 1 kilo lebih itupun diujung kampung dari kampung Ambora.

Namun tidak mengurangi niat kami untuk ke kampung Kamdera, harus melewati jalan karang, jalan bergelombang dan melewati Hutan yang sunyi. Tetapi kami tetap tegar, karena ditemani suara burung-burung hutan yang berbunyi disekitar tempat yang kita lewati hingga mengantarkan kami tiba di kampung Kamdera.  

Sesampainya di kampung Kamdera, kami berkesempatan bertemu dengan Kepala Kampung Kamdera Yonatan Daisiu dan mewawancarainya, ia mengatakan “Proyek pembangunan jalan menuju Tarfia/kamdera. Memang sudah dari dulu sejak tahun 2000, melalui Tim yang datang mengukur jalan untuk dibangun. Namun informasi yang masyarakat terima dari Pemerintah, “Menyampaikan kami sudah kirim petugas untuk datang mengukur mengenai luas jalan yang dibangun, tetapi petugas yang kami percayakan diusir oleh masyarakat yang melarang untuk dibangun jalannya itu”.

 Akhirnya rencana itu hanya jadi rencana-rencana saja, barulah sekitar tahun 2008 hingga saat ini, itupun hannya sebatas pengusuran-pengusuran yang dilakukan saja. Sehingga kami selaku pemimipin kecil dikampung berharap, “Jangan hanya digusur tetapi lansung dilakukan pengaspalan, agar Bis/Damri yang mengantar masyarakaat dari Kota tidak berhenti di Demta. Namun lansung bisa sampai ke 2 (dua) kampung- yang ada di Distrik Demta yakni Kampung Kamdera dan Kampung Muaif. Pungkasnya.  
(RIC).  


Kamis, 05 Februari 2015

Abrasi Pantai Mengkwatirkan Masyarakat Yakore.


Abrasi  merusak keindahan pantai di kampung Yakore. (icahd/foto). 
Jayapura (SP)-. Kampung Yakore Distrik Demta merupakan salah satu kampung yang dicetuskan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Jayapura sebagai tempat pariwisata yang memiliki keelokan pantainya.   Namun pemilihan itu tidak bertahan lama, diakibatkan abrasi besar-besaran menimpa masyarakaat Yakore. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada pantai, kedangkalan laut, pohon kelapa berkurang dan potensi keindahan perumbu karangnya terkikis habis. “Kata” Sekretaris Desa Herman Karrai kepada Sulpa, Senin 03/03/2014 . 

Abrasi ini terjadi disebabkan dengan masuknya perusahan dalam membuat jalan diatas kampung Yakore. Sehingga membawa turun kayu-kayu, matrial-matrial pembangunan jalan, batu-batu dari gunung. Mengalir ikut 2 (dua) kali lansung menuju kemuara di laut mengakitkan kedangkalan dan terjadi abrasi dibibir-bibir pantai. 

Untuk Abrasi sendiri dirasakan sejak tahun 2002 hingga saat ini tahun 2012, sebelumnya pantai ini memiliki tepian pasir pantai jaraknya dari kampung sekitar 10 meter ke laut. Karena abrasi jarak tepian pasir pantai terkikis sekitar 5 meter. Sehingga ombak air laut sudah berada diblakang dapur dari rumah masyarakat. "katanya:.  

Melihat fenomena ini, kami selaku pemimpin kecil ditingkat kampung hannya dapat menyampaikan kepada Pemerintah  Daerah Kabupaten Jayapura. Untuk dapat memperhatikan kami, dengan membuat tangul penahan ombak sepanjang kampung. Guna melindungi masyarakat, menjaga keindahan pariwisatanya dan menlindungi bangunan-bagunan masyarakat yang dibangun dengan mengunakan dana respek. Pungkasnya. 
(RIC). 






Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...