![]() |
Akademisi UNCEN, Marinus Yaung.(Icahd/foto). |
Jayapura
(SP)- Akademisi Universitas Cenderawasih Marinus Young dalam dialog interaktif terkait “Menagih Janji
Presiden” yang dilakukan oleh Jurnalis Papua yang tergabung dalam Indonesia
Journalist Network (IJN) atau Jaringan Jurnalis Indonesia Papua-Papua Barat, Sabtu
21 November 2015. Mengatakan, “Bahwa Presiden Jokowi baru sadar, ternyata ada
dua tuan yang sangat berkuasa diatas tahah Papua, yakni Freeport dan aparat
keamanan.
Lanjut,
Marinus, “Janji-janji Jokowi terhadap masyarakat Papua itu, karena Jokowi sadar
bahwa selama ini orang Papua merasa terpinggirkan. Sehingga melalui sejumlah
janji itu, Jokowi mengharapkan dapat merangkul masyarakat Papua”.
“Tetapi
niat Jokowi itu, membuat orang Jakarta menaruh kecurigaan yang besar kepada
masyarakat di Papua, terhadap janji Jokowi itu”. “Kata Marinus”.
“Walaupun
Jokowi menjanjikan akan mengunjungi Papua minimal tiga kali dalam setahun. Itu
bukalanh suatu kunjungan yang bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat Papua.
Ketika kunjungan itu, tidak mendapatkan informasi yang lengkap untuk Papua”. “Tegas
Akademisi UNCEN itu”.
“Hanya
orang Papua yang bisa menyelesaikan Papua. Jokowi menyadari memang ada konflik
di Papua. Solusinya, JDP sudah siap untuk mendorong dialog damai. Tapi yang
harus dicatat di sini, jangan lagi bicara dialog untuk apa?. Komitmen untuk
membangun Papua sudah ada dan saat ini bagaimana orang Papua membuka hati untuk
Jokowi yang sudah menghadirkan negara di tengah masyakarakat Papua. Tak perlu
negara takut dan curiga kepada orang Papua,” “Katanya lagi”.
Namun
ketika Jokowi tidak mampu mengendalikan dua ‘tuan’ yang menguasai Papua, yakni
Freeport dan aparat keamanan. Sangat disayangkan janji Jokowi itu, hanya tetap janji,
dan tidak akan bisa menyentuh persoalan di Papua. Disamping masih banyak
persoalan terkait diskriminasi kepada orang Papua dan pelanggaran HAM yang
belum terselesaikan,”. Pungkasnya.
(RIC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar