Selasa, 17 November 2015

“Memastikan Kebebasan Pers Di Papua, 8 Jurnalis Asing Kunjungi Papua”


Wartawan Papua, bersama 8 Wartawan Asing,(Icahd/foto)
Jayapura (SP)- Ingin memastikan kebebasan pers di Papua, delapan jurnalis asing asal, Afrika dan kawasan Asia, Pasifik mengunjungi Papua.
Dalam kunjungan yang dilakukan delapan jurnalis asing di Papua, melalui Kemenlu Indonesia menunjuk salah satu organisasi pers di Papua yakni, Indonesia Journalist Network (IJN) atau Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI).
Untuk berkesempatan, guna bertatap muka dan berdiskusi tentang “Kebebasan pers yang teman-teman wartawan alami dan ketahui di Papua. Pantuan SULUH PAPUA, Selasa, 17/11/2015/ di Kota Jayapura.    

Sekedar diketahui, Kehadiran delapan jurnalis asing di Papua, didampingi oleh pihak Kemenlu Indonesia mereka-mereka yakni, Timoci Tavaiviti Vula (Fiji Sun Negara Fiji, Royson Willie (Vanuatu Daily Post Negara Vanuatu), Alfred Solomon Sasoko (Islands Sub Negara Kepulauan Salomon), Loji Mathias Avla (Islands Sub Negara Kepulauan Salomon), Elias Aweke Tedesse (Focus Magazine Negara Ethopia), Rasoamaromaka Rejo (Radio National Madagascar Negara Madagaskar), Anthony Mochama Ontita (The Standart Negara Kenya) dan  Mashaka Bonifas Mgeta (The Guardian Negara Tanzania).

     Sementara dari organisasi pers IJN Papua dan Papua Barat diwakili oleh Jorsul Sattuan (Kontributor Tvone, Alfian Rumagit (LKBN Antara Biro Papua, Marcel Benhur Kellen (Media Indonesia), Edi Siswanto (MNC Grup), Richard Jackson Mayor (Suluh Papua), Harlet, dan Vian (Dhara Pos).
Salah satu wartawan asing Royson Willie (Vanuatu Daily Post Negara Vanuatu) kepada SULUH PAPUA mengatakan, “Kedatangan kami, ke Papua untuk melihat secara lansung aktifitas peliputan teman-teman wartawan di Papua. Karena, kami melihat dan mendengar tentang Papua, selalu banyak persoalan, terutama pelangaran HAM, kesejahteraan Papua, dan tentunya kebebasan pers di Papua”.  

 “Namun setelah, kami diskusi dengan teman-teman wartawan di Papua,  merka mengemukakan, “Bahwa pemberitaan tentang Papua di luar negeri telah mengalami 'distorsi informasi”. “Kata Royson Willie”.   

Sehingga dengan cara kunjungan yang kami (wartawan asing) ke Papua, kami bisa menjelaskan dan menunjukkan dengan baik tentang Papua yang terbuka, bebas dan maju dalam pembangunannya. “Jelas Royson”.  

Sementara itu, Sekretaris IJN Papua dan Papua Barat, Jorsul Sattuan menuturkan, "Wartawan di Papua bebas memberitakan apa yang terjadi ditenggah-tenggah masyarakat dengan memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik”.

“Peliputan di Papua terkait, sebuah peristiwa yang jauh, wartawan di Papua mengunakan sarana telekomunikasi (telepon) kepada masyarakat setempat, atau pun meminta keterangan dari pihak kepolisian tentang peristiwa itu”. “Kata Josrul”.  

       "Dalam membuat sebuah karya jurnalistik, Kami wartawan di Papua, mengedepankan “Coverboth side” atau perimbangan dalam sebuah berita. Kami akan menanyakan kepada para pejabat terkait tentang suatu peristiwa dan juga menanyakan kepada masyarakat dan korban," tentang peristiwa itu.Pungkasnya.


(RIC).










  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...