Minggu, 20 September 2015

Curhat Dua WNI, Kepada Wartawan

Dua WNI Dirman dan Badar.(Icahd/foto).
     “Bersyukur Bisa Bebas Dari Sekapan Kelompok Bersenjata”  

Jayapura (SP)- Tak ada banyak kata yang terlontar dari mulut dua orang WNI yang disandera oleh Orang Tak di Kenal alis OTK, pada 9 September 2015 lalu. Namun kedua WNI itu yakni, Dirman dan Badar hanya dapat mengungkapkan rara syukur dan bersyukur bisa bebas dari sekapan kelompok bersenjata itu.
Sekedar diketahui kedua WNI itu berhasil bebas, Jumat (18/09/2015), setelah terjadi negosiasi antara Army PNG dan pihak penyandera untuk kebebasan keduanya.    


Demikian curhatan dua WNI itu, kepada Wartawan saat mengujungi mereka di RS.Bhayangkara Polda Papua, Kotaraja, Kota Jayapura, Sabtu (19/09/2015).


Disingung terkait awal penangkapan, penyekapan hingga berhasil bebas, keduanya menuturkan, “Saat itu Rabu pagi sekitar jam tujuh, kami sedang bekerja dilokasi. Jarak kami dengan Kuba (rekan kami) tidak begitu jauh sekitar sepuluh meter. Sesaat kemudian datang tiga orang dengan membawa senjata api laras panjang. Lansung menyergap dan menangkap kami. Mareka berjumlah tujuh orang.  


Tiga orang kelompok bersenjata menjaga kami berdua, empat kelompok bersenjata lainnya berjalan menuju ke arah Kuba (teman kami) yang sedang menyensor kayu.


Tidak berselang lama, kami mendengar letusan senjata berulang-ulang. Lalu kami dipaksa, oleh tiga kelompok bersenjata berjalan kedalam hutan. Kami tidak tau nasib teman kami Kuba itu. “ujar keduanya dengan wajah sedih”.   


 “Dalam perjalanan, kami dibolehkan melakukan komunikasi atau berbicara. Namun ketika kami ingin berbicara, dijinkan untuk mengunakan bahasa Indonesia, karena diluar dari bahasa itu  lansung ditegur. Lantas mau ditembak dengan senjata yang dipegang mereka. Namun selama perjalanan, kami mendengar mereka berbicara dengan mengunakan bahasa asing, seperti bahasa PNG Fiji. “Lanjutnya”.

    
Setelah menempuh perjalanan di dalam hutan, melewati bukit dan gunung, kami pun tiba disalah satu kampung di wilayah PNG. Dengan waktu perjalanan panjang sebelas jam, dalam posisi dua tangan diikat ke-belakang mengunakan tali hutan. “jelas keduanya dengan kesal”.   


Kami berdua disekap, tidak dalam satu tempat, namun sering berpindah sekitar tiga kali. Suatu waktu kami berdua sempat melarikan diri, saat berada di gunung Victoria, Skouwtiau, Distrik Bewani, Provinsi Sandaun, PNG. Namun sayang gagal, kami berdua kembali tertangkap lagi, karena tidak dapat melewati tebing yang curamnya 30 meter. “ujar keduanya lagi degan nada sedih”.   


Disingung terkait selama disekap, ada mendapat intimidasi berupa fisik,  melihat senjata mereka berapa banyak dan meraka dari kelompok mana, keduanya menuturkan, “Kami berdua dijaga ketat, kami disuruh merayap ditanah, disuruh mengucapkan Papua Merdeka, ditendang, dipopor dengan sejata ke seluruh tubuh. Dan senjata mereka ada 6 pucuk, serta panah dan parang. Namun mereka tidak menyebutkan kelompok mereka.


Selama dalam sekapan kelompok bersenjata, Badar dan Dirman hanya diberikan makanan ubi jalar (Petatas) yang direbus atau yang dibakar. Pungkasnya.



(RIC).   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...