Jumat, 16 Oktober 2015

Kelompok Cipayung, Gelar Seminar Hari Pangan Sedunia

Kelompok Cipayung, Gelar Seminar Hari Pangan Sedunia.(Icahd/foto).  
Jayapura (SP)- Memperingati hari pangan sedunia kelompok cipayung yang terdari dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).

Mengelar seminar sehari “ketahanan pangan dalam era globalisasi”, Jumat (16/10/2015) di Sekretariat GMKI, Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura.

Dalam seminar yang digelar itu, mengambil tema “Memberdayakan masyarakat asli Papua, sebagai pengerak dalam ketahanan kearifan local, menuju kebangkitan ekonomi kedaulatan pangan Papua yang mandiri dan sejahtera.

Terkait materi-materi, guna memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada peserta seminar diberikan materi dengan judul, Dampak eksloitasi hutan terhadap perlindungan hutan sagu, Penting pemahaman dalam pemanpaatan dan perlindungan hutan sagu guna keberlansungan masa depan generasi anak cucu kitorang, serta Regulasi hukum yang dapat melindungi dan melestarikan hutan sagu sebagai makanan khas papua.

Ketua Cabang GMKI Jayapura, Seblom Libia kepada SULUH PAPUA mengatakan, “Kegiatan yang digelar ini, untuk mengembangkan pemikiran seluruh anggota dan civitas baik, GMKI, HMI maupun PMKRI, guna memahami persoalan krisis pangan baik berskala Nasional, regional maupun local.

Seblum melanjutkan, “Mengapa ini penting, mengingat persoalan pangan ini selalu menimpa terhadap Negara-negara berkembang seperti kita di Indoensia, dan lebih khusus ketahanan pangan di Papua yang didalamnya itu makanan pokok khas asli papua.  
“Sehingga kami selaku pemuda yang berkecimpung dalam kelompok  cipayung, merasa prihatin terhadap kurangnya produksi baru pohon sagu, serta pembudidayaan pohon sagu, guna mengantisipasi terjadinya peningkatan krisis pangan dikemudian hari”. “pesanya”.

Himbaunya, “Dengan perkembangan pembangunan di daerah-daerah papua baik, kota maunpun kabupaten. Namun dari perkembangan pembangunan itu, tentunya pohon sagu dan lahan ubi-ubian menjadi bagian yang tersentuh, sehingga  “Mari kita lihat, guna membudidayakan sagu dan ubian-ubian sebagai seuatu yang selian bernilai budaya khas papua, tapi juga menjadi nilai pariwisata bagi wisatawan yang berkunjun ke Papua.Pungkasnya.

(RIC). 
    
   
   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...