Kamis, 15 Oktober 2015

“Umat Kristen Papua, Mengecam Pelaku Pembakaran Gereja di Aceh”


  
Peduli Kebebasan Beragama Di Aceh.(Icahd/foto)
Jayapura (SP)- Pemuda, mahasiswa, bersama umat Kristen Papua mengecam bahkan mengutuk pelaku pembakaran gereja di Aceh.

Demikian seruan itu disampaikan oleh Solidaritas Pemuda, Mahasiswa, Umat Kristen Papua, Peduli Kebebasan Beragama Di Aceh, Kamis (15/10/2015) di Kota Jayapura, Papua.    

Sekedar diketahui, bahwa kehadiran Solidaritas Pemuda, Mahasiswa, Umat Kristen Papua, Peduli Kebebasan Beragama Di Aceh ini, terdiri dari yakni, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Pemuda Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pemuda-pemuda Dedominasi Gereja, dan umat Kristen  Papua. 

Pengagas terbentuknya Solidaritas tersebut, Pdt.John Baransano, S.Th kepada Wartawan mengatakan, “Pasca pembakaran gereja bahkan ada dua orang menjadi korban dari peristiwa itu. Dimana umat-umat Kristen di aceh harus mengungsi, sehingga kita perlu sadar dengan upaya bersama baik, Negara maupun semua komponen bangsa, untuk peduli kemanusiaan dan melihat sukarnya kebebasan beragama yang sedang terjadi di Aceh”.   

Pdt.John Baransano, S.Th menjelaskan, “Kehadiran solidaritas ini, merupakan bagian dari seruan untuk mengajak pemimpin-pemimpin umat beragama di Papua, Papua Barat bahkan seluruh pemimpin-pemimpin umat beragama di Indonesia. Untuk berbicara tegas tentang perlindungan bagi seluruh umat beragama berdasarkan kostitusi Negara yang kita anut bersama.  

Namun ketika Negara ini tidak lagi menjunjung tinggi nilai pancasila dan UUD 19945, maka suatu ketika umat beragama entah Kristen, Islam, Budha dan hindu, akan berkata, “Bahwa kami tidak mendapat perlindungan di dalam Negara ini, alangkah baiknya kita keluar dari Negara ini. Bagian ini yang sebenarnya harus menjadi pemikiran dan perenungan kita bersama dalam Negara yang menganut Negara Demokrasi ini”. “katanya”.
      
Semantara itu, Tokoh Pemuda Papua, Yesaya Udam menuturkan, “Peristiwa di Aceh, bukan rahasia umum lagi, karena sudah dan sudah sering terjadi. Sehingga tercermin tidak ada keadilan, walaupun Negara ini dibangun berdasarkan iuran kolosal atas nosinasi anak bangsa dengan tidak mengenal satu atau dua kelompok.

“Karena Negara ini, dibangun berdasarkan keragaman, hitorogenitas, dengan semangat keloktif anak bangsa untuk melahirkan sebuah Negara yang disebut Negara Indonesia ini untuk hidup bersama-sama”. “jelasnya”.

Selain itu, kita juga telah bersepakat untuk menjadikan rumah bersama. Namun melihat apa yang dilakukan oleh saudara-saudara di Aceh, ini merupakan bagian dari pegingkaran terhadap sejarah berdirinya republik ini. “pesanya”.   

Sudah semestinya, pemimpin-pemimpin Negara di usia 70 tahun ini, agar melihat situasi kekinian di Aceh, untuk harus dikelola secara baik, dicela secara baik, harus dikelola secara holistik hingga diparipurnakan juga secara baik. “ajaknya”.   

Karena ini merupakan ujian bagi Negara yang berusia 70 tahun, ketika kebebasan beragama di Aceh tidak berjalan, bahkan orang sulit untuk menjalankan ajaran agamanya, menurut keyakinannya.  Tentu menjadi hal yang harus diseriusi.
 Namun ketika dianggap sebagai sesuatu yang biasa “Ya, jangan salahkan kami, ketika kami sudah tidak bisa lagi bersama-sama dalam bingkai yang disebut bingkai NKRI”. “tegasnya”.

Sementara itu, Kordinator umum Solidaritas Pemuda, Mahasiswa, Umat Kristen Papua, Peduli Kebebasan Beragama Di Aceh, Seblom Libia (Ketua Cabang GMKI Jayapura) mengatakan, “Kami akan melakukan aksi kemanusiaan bersama umat Tuhan di Papua, secara khusus kami di Kota Jayapura. Kami akan melakukan aksi dalam bentuk ibadah perenungan berupa KKR, Senin tanggl 19 September 2015 di halaman DPR-Papua terkait peristiwa yang terjadi di Aceh.

Sehingga melalui Solidaritas Pemuda, Mahasiswa, Umat Kristen Papua, Peduli Kebebasan Beragama Di Aceh dengan Tema “Kebebasan Beragama Di Aceh, Menjadi Duka Bersama Umat Beragama Di Indonsia” menganjak semua umat Tuhan, agar berpartisipasi dalam agenda ibadah KKR itu.Pungkasnya.      

(RIC). 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dana Otsus Jadi Sumber Pembiayaan Utama APBD Provinsi Papua! Sementara Sumber PAD Dibawah Rata-rata Nasional

Jayapura |Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2020, dana Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi sumber pembiayaan utama dalam APBD P...